Refleksi Budaya Jawa Terhadap Mentalitas Kerja Sumber Daya Manusia Indonesia

Bangsa Indonesia, seperti juga seluruh bangsa di dunia, saat ini berada di awal abad 21, abad yang diyakini membawa kemajuan ilmu dan teknologi. Abad 21 jelas berbeda dengan abad-abad 20 dan abad-abad sebelumnya dimana keberadaan ilmu dan teknologi semakin disempurnakan. Sebagai bangsa yang hidup di zaman tersebut adalah suatu tantangan bagi Indonesia untuk senantiasa mengikuti perkembangan tersebut dan hal itu tidak bisa lepas dari tuntutan yang lebih tinggi terhadap kualitas sumber daya manusia Indonesia (SDMI). Namun sayangnya banyak pandangan yang menilai bahwa kualitas SDMI tertinggal dari bangsa di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia dan Singapura. Selain itu adanya mentalitas bangsa yang merugikan yaitu sifat mentalitas yang meremehkan mutu, suka menerabas, tidak percaya pada diri sendiri, tidak berdisiplin ilmu, dan suka mengabaikan tugas yang kokoh ikut menghambat pembangunan (Koenjtaraningrat, 1990: 37). 

Ternyata telah banyak penelitian yang dilakukan oleh para ahli baik dari dalam maupun dari luar negeri terhadap salah satu suku yang mencerminkan mentalitas yang sama dengan mentalitas bangsa yang menghambat pembangunan seperti yang digambarkan oleh Koentjaraningrat tersebut. Suku tersebut adalah suku Jawa. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian untuk melihat keterkaitan antara mentalitas kerja bangsa Indonesia yang dilihat dari etos kerja sumber daya manusia Indonesia dengan mental budaya Jawa dengan merumuskan suatu masalah “ Adakah budaya Jawa terefleksi dalam mentalitas kerja Sumber Daya manusia Indonesia?”.

Melihat dari perumusan masalah tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan ciri sikap budaya Jawa berkaitan dengan dunia kerja serta untuk mengetahui dan menggambarkan mentalitas kerja SDM Indonesia berkaitan dengan ciri sikap budaya Jawa. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dalam menganalisis data dilakukan dengan cara menggambarkan keadaan sebenarnya dari hasil pengamatan atau observasi secara langsung maupun tidak langsung serta dari hasil wawancara yang dihimpun dari lapangan.

Dari hasil pengamatan atau observasi secara langsung maupun tidak langsung serta wawancara ditemukan sikap hedonis mahasiswa dalam menyikapi perkuliahannya. Sikap tersebut ditunjukkan antara lain dengan adanya keterlambatan kuliah karena alasan yang menunjukkan kurangnya minat terhadap perkuliahan, tidak adanya persiapan terhadap materi kuliah, pandangan bahwa tugas terstruktur adalah suatu beban, suka adanya jam kosong dan menyetujui adanya jam kuliah yang diperpendek, tidak mengidealkan dosen disipilin namun mengidealkan dosen yang serius tapi santai. Ditemukan pula sikap altruistik mahsiswa yang ditunjukkan dengna kurangnya minat terhadap persaingan kelas dan sikap enggan untuk berpikir kritis atas pemikiran orang lain. Mentalitas kerja mahasiswa diketahui dari sisi idealisme kerja, kreativitas kerja serta konsistensi kerja mereka. Idealisme kerja mahasiswa diketahui dari (1) tujuan kuliah, dalam hal ini ada mahasiswa yang mempunyai idelisme tinggi terhadap perkuliahannya yaitu dengan menetapkan tujuan kuliah untuk mencari ilmu namun ada juga mahasiswa yang menetapkan tujuan kuliahnya untuk memenuhi tuntutan orang tua serta sekedar untuk meneruskan tradisi, (2) manfaat kuliah, mahasiswa menyadari pentingnya kuliah untuk masa depan selain itu mereka berpandangan bahwa kuliah dapat memperluas pergaulan, (3) sikap terhadap jam kosong, dalam menyikapi jam kosong mahasiswa bersikap santai dalam arti tidak terlintas dalam pikiran mereka untuk melakukan pergantian jam kosong kepada dosen yang bersangkutan, (4) sikap terhadap jam kuliah yang diperpendek, dalam hal ini mahasiswa tidak pernah mengeluh atas kebijaksanaan tersebut, (5) dosen dengan nilai murah, menghadapi keadaan dosen yang demikian mahasiswa menyukainya, (6) membolos karena jenuh kuliah, dalam hal ini mahasiswa berpandangan bahwa bahwa membolos karena jenuh kuliah adalah suatu hal yang manusiawi, (7) target kelulusan dengan predikat cum laude, dalam hal ini mahasiswa tidak menargetkan predikat tersebut. Dalam kreativitas kerja diketahui bagaimana mahasiswa berusaha mendapatkan nilai baik/ nilai A yang dapat dilakukan dengan cara belajar, bersikap aktif dikelas serta cara menangani stres. Dalam cara belajar, diketahui bahwa mahasiswa belajar dengan sistem kebut semalam (sks), suatu istilah sistem yang diciptakan oleh mahasiswa yaitu suatu sistem belajar yang cepat dan singkat yang mengarah pada pemahaman sesaat atau hapalan. Dalam bersikap aktif, walaupun cara tersebut menjanjikan nilai baik mahasiswa kurang berminat untuk menggunakan cara tersebut. Dalam mengatasi stres karena jenuh kuliah, mahasiswa mengatasinya dengan cara yang lazim seperti kegiatan refreshing. Kreativitas kerja mahasiswa dapat dilihat dari cara mahasiswa mengatasi persaingan dimana hal tersebut terjadi dalam dua cara yaitu persaingan tak terlihat yang ditempuh dengan cara belajar dan persaingan yang terlihat yang ditempuh dengan cara bersikap aktif atau bersikap kritis di kelas. Dalam konsistensi kerja mahasiswa dapat diketahui sikap dan tindakan mahasiswa terhadap ketidakpuasan hasil pekerjaan yang tidak diikuti dengan upaya perbaikan yang optimal. Selain itu dapat diketahui pula sikap dan tindakan mahasiswa terhadap jam kosong yang tidak diikuti dengan upaya pergantian jam kosong serta dapat diketahui pula sikap terhadap teman yang lalai dalam mengemban tugasnya dimana mereka tidak menyukai sikap tersebut namun disisi lain mereka mentolerir tindakan tersebut.

Dari hasil penemuan tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa budaya Jawa terefleksi dalam mentalitas kerja sumber daya manusia Indonesia. Saran yang dapat diberikan adalah perlu dilakukan introspeksi mental budaya yang tidak sesuai dengan tuntutan jaman. Selain itu perlu dilakukan peciptaan kondisi yang kompetitif sebagai motivator peningkatan kualitas diri serta upaya peningkatan konsistensi kerja bagi mahasiswa pada khususnya dan pada civitas akademika pada umumnya.

Lengkapnya ada disini

Terimakasih Atas Kunjungan Anda

Judul: Refleksi Budaya Jawa Terhadap Mentalitas Kerja Sumber Daya Manusia Indonesia
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Item Reviewed: Refleksi Budaya Jawa Terhadap Mentalitas Kerja Sumber Daya Manusia Indonesia
Semoga artikel Refleksi Budaya Jawa Terhadap Mentalitas Kerja Sumber Daya Manusia Indonesia ini bermanfaat bagi saudara. Silahkan membaca artikel kami yang lain.
Ping your blog, website, or RSS feed for Free

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan berkomentar yang baik, jangan spam/ SARA
Boleh masang link asal jangan LiveLink, karena pasti saya hapus... THANKS

 
Copyright © Celotehan Warung Kopi