Islamisasi Ilmu Pengetahuan

Perdebatan di seputar apakah ilmu pengetahuan bebas nilai atau tidak, masih menjadi obsesi kaum ilmuwan. Islam sebagai sebuah sistem nilai, seharusnya memberi makna dan etika dalam ilmu pengetahuahn. Tapi sayangnya, Islamisasi ilmu pengetahuan baru sekedar upaya menerapkan etika Islam dalam pemanfaatannya. Padahal, Islamisasi tersebut harus mampu merombak dan masuk pada struktur terdalamnya. Dengan demikian Islamisasi ilmu pengetahuan harus dimaknai sebagai usaha pengembalian ilmu pengetahuan pada jalur yang semestinya--yang sebelumnya telah “dinodai” oleh sekularisme dan materialisme—sehingga ia menjadi berkah dan rahmat kepada manusia dan alam, bukan malah sebaliknya membawa mudlarat.

George Sarton, dalam karyanya sebanyak lima jilid yang mengungkap tentang Sejarah Ilmu Pengetahuan, membagi sejarah tentang prestasi di bidang ilmu pengetahuan dalam terma zaman; tiap zaman berjangka waktu sekitar setengan abad, dan diasosiasikan dengan seorang tokoh utama. Maka antara tahun 450-400 SM, Sarton menamakan zaman Plato; kemudian diikuti zaman Aristoteles, Euclides, Archimedes, dan seterusnya. Dari tahun 600-700 M, terkenal sebagai zaman China dengan tokoh Hsiin Tsang dan I Ching, sedang dari tahun 750-1100 M, kurang lebih 350 tahun secara berkesinambungan, Sarton menulis secara berurutan tokoh-tokoh Jabir, Khawarizmi, Razi, Masudi, Wafa, Biruni, Ibn Sina, Ibnul Haitham dan Umar Khayam. Setelah tahun 1100 baru muncul nama-nama Barat untuk pertama kalinya, diwakili Gerardo di Cremona, Roger Bacon; Namun kehormatan ini pun harus dibagi selama 350 tahun berikutnya dengan tokoh-tokoh seperti Ibn Rusdy, Nasirudin, Tusi, dan Ibn Nafis. Jadi tiga setengah abad sebelum tahun 1100, atau totalnya enam abad, intelektual Muslim memainkan peran dominan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, sebagai wujud dari kepatuahn mereka dalam melaksanakan perintah ayat-ayat al-Qur’an—yang menurut Muhammad Ijul Khatib dari Damascus, terdapat 750 ayat menegur orang mu’minin untuk mempelajari alam semesta, untuk berfikir, dan menjadikan kegiatan ilmiah sebgai suatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan integral umat. (Abdus Salam, 1982; 16)

Download disini

Terimakasih Atas Kunjungan Anda

Judul: Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Item Reviewed: Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Semoga artikel Islamisasi Ilmu Pengetahuan ini bermanfaat bagi saudara. Silahkan membaca artikel kami yang lain.
Ping your blog, website, or RSS feed for Free

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan berkomentar yang baik, jangan spam/ SARA
Boleh masang link asal jangan LiveLink, karena pasti saya hapus... THANKS

 
Copyright © Celotehan Warung Kopi