Makalah PAI: Iman Kepada Allah

1. Allah Bersifat Wujud (Ada), Mustahil Adam (Tidak Ada)

Allah SWT bersifat wujud atau ada, lawannya tidak ada (Adam). Adanya Allah SWT dapat dibuktikan dengan akal, yaitu dengan melihat dan memikirkan semua yang ada atau yang terjadi di alam semesta ini. bila kita perhatikan kejadian dan kerja dari organ-organ tubuh manusia, maka pasti terpikir bahwa semua itu pasti ada yang mengatur atau menjadikannya. Demikian pula halnya dengan alam semesta ini. Kiranya tidak dapat diterima oleh akal bila alam ini menjadikan dirinya sendiri. Jika tadinya alam itu belum ada, kemudian menjadikan dirinya sendiri, maka akal sehat tidak dapat menerima bila sesuatu yang belum ada akan dapat membuat atau menjadikan sesuatu.

Kiranya tidak dapat diterima oleh akal, apabila benda tersebut terjadi sendirinya tanpa ada yang mengadakan atau menjadikan sebagaimana tidak mungkin bahwa sesuatu itu tidak ada yang membuatnya. Demikian juga dengan keteraturan alam, adanya pergeseran siang dan malam secara teratur, keteraturan peredaran matahari pada sumbunya, keteraturan peredaran planet-planet, adanya hukum-hukum alam, semuanya menunjukan adanya dan yang mengatur itu adalah Allah SWT.
Firman Allah SWT:

ذلِكُمْ اللهُ رَبُّكُمْ لاَإِلهَ إِلاَّ هُوَ خُالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوْهُ وَهُوَ عَلى كُلِّ شَيْءٍ وَّكِيْلٌ (الأنعام: 102)

Artinya: (yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu, tidak ada Tuhan selain Dia. Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia dan adalah pemeliharan segala sesuatu (Al An’am: 102) 

Download File lengkap disini

Makalah PAI: Iman Kepada Allah

Skripsi: Studi Kompetensi Guru Agama Islam Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SMA

Hanifah Lubis
104011000177
Pendidikan Agama Islam .Studi Kompetensi Guru Agama Islam Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SMA Negeri 88 Jakarta .

Skripsi ini mengkaji tentang kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam hal pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Pembahasan skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui kompetensi guru Pendidikan Agama Islam yang berkaitan dengan evaluasi pembelajaran, serta untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah.

Kompetensi guru merupakan kemampuan, keahlian dan keterampilan yang harus dimiliki oleh guru dalam menjalankan proses pembelajaran yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai kepada pengevaluasian. Dalam hal pengevaluasian, seorang guru dikatakan berkompeten apabila memahami teknik dan prosedur evaluasi, serta mampu melaksanakan evaluasi sehingga didapat hasil evaluasi yang digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Pelaksanaan evaluasi tersebut dimulai dari perencanaan evaluasi, pembuatan soal tes, mengolah dan menganalisis hasil tes hingga menginterpretasi dan menindak lanjuti hasil evaluasi.

Penelitian pada skripsi ini menggunakan metode deskripsi analisis dengan jenis penelitian lapangan (field research) dan ditunjang oleh referensi-referensi yang berkaitan dengan tema yang dibahas di skripsi ini (library research). Adapun yang menjadi tolok ukur kompetensi guru dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran adalah skor acuan yang dapat mengkategorikan guru Pendidikan Agama Islam berkompetensi tinggi, sedang atau rendah. Dan setelah dilakukan penelitian di SMAN 88 Jakarta, maka dapat disimpulkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 88 Jakarta memiliki kompetensi yang tinggi dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

Download file lengkap disini

PTK Matematika: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas II Sekolah Dasar Pokok Bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah dengan Permainan Kartu Bridge

Azizah N. 4101402037. “ Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas II Sekolah Dasar Trayu 01 Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2006/2007 Pokok Bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah dengan Permainan Kartu Bridge ” Skripsi Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang.

Pelajaran matematika masih dianggap menakutkan bagi siswa sekolah dasar. Padahal matematika bisa dan mudah untuk dimengerti. Oleh karena itu dalam pembelajaran matematika guru hendaknya mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dengan tujuan agar siswa lebih tertarik terhadap matematika. Salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah dengan menggunakan permainan kartu bridge. Siswa kelas II Sekolah Dasar Trayu masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah.

Permainan kartu bridge sudah tidak asing bagi siswa kelas II SD Trayu 01. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) apakah hasil belajar siswa Sekolah Dasar Trayu 01 Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2006/2007 pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah akan meningkat apabila menggunakan permainan kartu bridge, (2) apakah keaktifan siswa Sekolah Dasar Trayu 01 Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2006/2007 pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah akan meningkat apabila menggunakan permainan kartu bridge Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, yang masing-masing siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi: hasil belajar siswa yang diambil dari pemberian soal tes pada akhir siklus, kemampuan guru dalam pembelajaran yang diambil dari lembar observasi dan aktivitas siswa dalam pembelajaran yang diambil dari lembar observasi.

Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah: (1) apabila nilai rata-rata hasil belajar siswa ≥ 65, ketuntasan belajar secara klasikal ≥ 85 %,dengan ketuntasan individu sebesar 6,5 (2) apabila aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat yang diukur dengan melihat lembar observasi siswa. Hasil penelitian pada siklus 1 menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 7,94 dan persentase ketuntasan belajar sebesar 68,57%, skor aktivitas siswa 80, skor kemampuan guru 80,57. Hasil penelitian pada siklus 2 rata-rata hasil belajar siswa sebesar 8,34 dan persentase ketuntasan belajar sebesar 85,71 %, skor aktivitas siswa 95, skor kemampuan guru 83,21.

Dari penelitian ini diperoleh simpulan bahwa dengan menggunakan permainan kartu bridge dapat meningkatkan hasil belajar matematika dan aktivitas siswa kelas II Sekolah Dasar Trayu 01 Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2006/2007 pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah. Saran yang dapat diajukan adalah penggunaan permainan kartu bridge dapat dilaksanakan guru untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.

Download file lengkap disini

Meningkatkan Kemampuan Menulis Kalimat Sesuai Gambar Melalui Pendekatan Terpadu

Dalam undang-undang nomor 2 tahun 1989 disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Oleh karena itu sarana dan prasarana pendidikan perlu ditingkatkan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Dengan demikian perlu usaha untuk menigkatkan, mengefektifkan dan lebih mendayagunakan penggunaan cara atau tehnik-tehnik pembelajaran siswa sebagai bagian integral dalam proses belajar mengajar.

Dalam proses belajar mengajar bidang studi bahasa Indonesia dibutuhkan adanya komunikasi antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa. Komunikasi hendaknya bersifat interaktif edukatif dan timbal balik yang harus dicapai oleh guru dan siswa.

Download file lengkap disini

PTK B. Indonesia: Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Dengan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X

Widowati. 2007.   Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Pada Siswa Kelas X Ma Al Asror Patemon Gunung Pati Semarang.

Skripsi jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang . Pembimbing I : Drs.S. Suharianto, Pembimbing II : Drs. Mukh Doyin, M.Si.

Kata Kunci : Peningkatan menulis puisi , teknik pengamatan objek secara
langsung.

Keterampilan menulis puisi siswa MA Al Asror Patemon Gunungpati Semarang masih rendah. Hal ini disebabkan oleh teknik pembelajaran yang kurang tepat sehingga siswa merasa bosan pada saat mengikuti pembelajaran. Peningkatan keterampilan menulis puisi perlu dilakukan dengan teknik yang tepat guna dan berdaya guna. Dalam hal ini guru sebagai fasilitator berperan penting memilih teknik pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran keterampilan puisi. Teknik pengamatan objek secara langung diharapkan tepat dalam peningkatan keterampilan menulis puisi.

Permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung dan perubahan perilaku siswa kelas X MA Al – Asror Patemon Gunungpati Semarang pada saat mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung. Adapun tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa dan untuk mengetahui perubahan sikap siswa kelas X MA Al Asror setelah menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap pra tindakan siklus Siklus I dan Siklus II dengan subjek penelitian siswa kelas X MA Al Asror Patemon Gunung Pati Semarang. Pengumpulan data pratindakan dengan menggunakan teknik tes dan nontes. Instrumen nontes berupa observasi, jurnal, dan wawancara. Analisis data meliputi data kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan teknik pengamatan objek secara langsung nilai rata – rata kelas X MA Al Asror Patemon Gunungpati Semarang mengalami peningkatan sebesar 53,7 %. Nilai rata-rata pada prasiklus 60, pada tindakan siklus I nilai rata -rata yang diperoleh 72,1 artinya mengalami peningkatan sebesar 12,1 atau 31,8 %. Selanjutnya pada siklus II nilai nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan sebesar 20,4 atau 53,7 % bila dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Perubahan sikap dan perilaku siswa kelas X MA Al-Asror menunjukkan perubahan yang positif, siswa lebih tertarik dan antusias dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung sehingga mudah dalam menulis puisi.

Download file lengkap disini

PTK Matematika: Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Alat Peraga Uang Dalam Pokok Bahasan Uang

Di masa sekarang ini banyak orang beranggapan materi pelajaran matematika memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibanding materi pelajaran non eksak. Oleh karena itu tenaga pendidik perlu mencari ide baru guna meningkatkan mutu pembelajaran yang berkualitas. MI Blotongan adalah sebuah sekolah tingkat dasar yang dipandang sebelah mata oleh masyarakat, mereka beranggapan bahwa guru dikalangan MI kurang profesional. Untuk mengurangi kekurangan tersebut, maka peneliti yang sekarang sebagai pengajar MI Blotongan melakukan analisa kesulitan belajar matematika melalui penelitian tindakan kelas.

Pada penelitian tindakan kelas kali ini peneliti mencoba pada sub pokok bahasan uang. Karena melihat fenomena bahwa siswa MI Ma’arif kelas II masih merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal pokok bahasan uang, serta masih rendahnya nilai-nilai yang siswa dapatkan, kesulitan tersebut disebabkan kurang pahamnya siswa terhadap materi aritmatika sosial. Peneliti mencoba menyelesaikan masalah tersebut melalui pembelajaran dengan bantuan alat peraga. Dalam hal ini penelitian tindakan kelas mengambil judul meningkatkan hasil belajar siswa melalui alat peraga uang dalam pokok bahasan uang siswa kelas II MI Ma’arif Blotongan tahun pelajaran 2004/2005.

Menurut Jean Piaget anak usia 7-8 tahun berada dalam tahap operasional konkret. Siswa kelas II MI Ma’arif Blotongan rata-rata berusia 7-8 tahun. Sarana yang paling tepat untuk menyajikan konsep abstrak matematika dalam bentuk konkret adalah dengan penggunaan alat peraga uang dalam pembelajaran. Berdasarkan kajian teori, pemikiran dan pertimbangan penggunaan alat peraga uang diyakini mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas II MI Ma’arif Blotongan pada pokok bahasan uang.

Sebagai indikator keberhasilan penelitian, adalah apabila nilai rata-rata kelas ³ 6,5 dan banyak siswa yang mendapat nilai ³ 6,5 sekurang-kurangnya 80 % serta rata-rata keaktifan siswa berada pada kategori sangat baik (³ 80 %). Adapun indikator penelitian ini adalah hasil belajar siswa serta keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika pokok bahasan uang. Setelah dilaksanakan penelitian tindakan kelas yang berlangsung dalam 3 siklus diperoleh hasil sebagai berikut. Siklus I dengan materi menghitung nilai sekelompok mata uang dengan jumlah nilai sampai dengan 1.000 rupiah yaitu nilai rata-rata kelas 7,39, siswa yang mendapat nilai ³ 6,5 sebanyak 72,22 %, ratarata keaktifan siswa berada pada kategori baik 65,08 %. Siklus II dengan materi mengenal nilai tukar mata uang rupiah yaitu nilai rata-rata kelas 8,11, siswa yang mendapat nilai ³ 6,5 sebanyak 77,8 %, rata-rata keaktifan siswa berada pada kategori baik 72,22 %. Siklus III dengan materi bermain belanja dengan jumlah uang sampai dengan 1.000 rupiah yaitu nilai rata-rata kelas 8,56, siswa yang mendapat nilai ³ 6,5 sebanyak 88,9 %, rata-rata keaktifan siswa berada pada kategori baik 80,95 %. Dengan demikian indikator keberhasilan yang ditetapkan dapat tercapai.

Dari data hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II MI Ma’arif Blotongan Salatiga pada pokok bahasan uang. Saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan simpulan tersebut adalah model pembelajaran pada pokok bahasan uang di kelas II dengan penggunaan alat peraga uang adalah sebagai salah satu alternatif model pembelajaran, kerena terbukti dapat meningkatkan hasil belajar.

Download file lengkap disini

PTK PAI: Peningkatan Pembelajaran Agama Islam Melalui Metode Pemberian Tugas Belajar Dan Resitasi

            Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru  harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.

Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak sebagai fasilitor yang berusaha mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga ia mau belajar karena siswalah subyek utama dalam belajar.

           
        Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif. Namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasana kelompok kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang diajarkan siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran.

Download file lengkap disini

Skripsi PAI: Pendidikan Akhlak Pada Anak Jalanan di Rumah Singgah Al-Fadhali Jl. Kaliurang Malang

PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH AL-FADHALI JL. KALIURANG MALANG

Nama : M. Hasan Bisri
NIM : 99110143
Fakultas/Jurusan : Tarbiyah/Pendidikan Islam
Dosen Pembimbing : Drs. H.M Djumransjah, M.Ed
Kata Kunci : Pendidikan akhlak, Anak Jalanan 

Untuk menjadikan keberhasilan dalam pendidikan agama, maka pembinaan mental seseorang harus dimulai sejak dini. Semua penagalaman yang dilalui, baik yang disadari maupun yang tidak disadari menjadi unsur-unsur yang menggabung dalam kepribadian seseorang. Diantara unsur-unsur itu adalah nilai-nilai agama, moral dan sosial. Apabila dalam pengalamannya waktu kecil itu banyak mendapat nilai-nilai agama, maka kepribadiannya akan mempunyai unsur-unsur yang baik atau sebaliknya.

Begitu juga dengan anak jalanan yang banyak dijumpai di kota Malang. Karena kondisi ekonomi mereka yang kurang menguntungkan, sehingga membawa mereka turun ke jalanan yang sangat besar sekali pengaruhnya terhadap perilaku mereka cenderung negative karena berkecimpung dalam dunia jalanan. Hal ini sangat mengkhawatirkan masa depan bangsa Indonesia kalau mereka tidak dilandasi dengan pendidikan agama Islam yang matang.

Salah satu LSM yang ada di Malang yang tetap inten mengurus anak-anak jalanan adalah salah satunya rumah singgah al-Fadhali di jalan Kaliurang Malang, dimana rumah singgah tersebut adalah merupakan pusat kegiatan bagi anak-anak jalanan. Melalui rumah singgah tersebut diharapkan anak jalanan mendapatkan layanan yang arahnya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas. Salah satunya adalah dengan memberikan pendidikan akhlak dan pembinaan keagamaan kepada anak jalanan yang di titik beratkan pada pembinaan sholat, puasa, akhlak dan baca tulis al-Qur’an.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka penulis terdorong untuk mengadakan penelitian di rumah singgah al-Fadhali menganai metode pendidikan akhlak di rumah singgah al-Fadhali tersebut terhadap anak jalanan.
Metode yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini diawali dengan penentuan populasi, pengumpulan data menggunakan metode angket, interview, observasi dan dokumentasi. Analisa data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, karena data yang diperoleh berupa angka dengan menggunakan rumus: P=F/N x 100%.

Dari penelitian yang dilakukan dapat diperoleh kesimpulan, bahwa pendidikan akhlak di rumah singgah al-Fadhali dilakukan dengan menggunakan pola klasikal, suri tauladan dan insindental. Sedangkan metode yang digunakan adalah dengan pembiasaan, suri tauladan dan nasehat. Materi yang diterapkan adalah sholat, puasa, baca tulis al-Qur’an dan akhlak. Dan hasil dari pembinaan tersebut dapat dikatakan sudah baik, karena sebagian anak telah melaksanakan apa yang diberikan dari pembinaan tersebut dan lebih meningkat sebelum mereka masuk ke rumah singgah.

Download file lengkap disini

Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Teks Profil Tokoh dengan Pendekatan Kontekstual Komponen Inquiry pada Siswa Kelas VII

Munawaroh. 2005. Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Teks Profil Tokoh dengan Pendekatan Kontekstual Komponen Inquiry Pada Siswa Kelas VII B SMPN 10 Semarang Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing I: Drs. Haryadi, M. Pd., Pembimbing II: Drs. Wagiran, M. Hum.

Kata kunci: membaca intensif, teks profil tokoh, pendekatan kontekstual, dan komponen inquiry

Dalam era globalisasi informasi seperti sekarang ini paparan tentang profil tokoh sangat banyak ditemukan di koran, tabloid,dan majalah. Banyak beredarnya teks profil tokoh mengindikasikan bahwa membaca intensif teks profil tokoh sangatlah penting. Mengingat pentingnya keterampilan membaca intensif teks profil tokoh, maka kompetensi dasar membaca intensif teks profil tokoh harus benar-benar dikuasai siswa. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru, keterampilan membaca intensif teks profil tokoh siswa kelas VII B SMPN 10 Semarang masih rendah, hal ini terlihat pada nilai rata-rata hasil tes yang belum mencapai target. Rendahnya keterampilan siswa ini disebabkan oleh faktor siswa dan faktor pola pembelajaran guru yang kurang tepat. Pendekatan kontekstual komponen inquiry dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif teks profil tokoh. pendekatan kontekstual membantu guru mengaitkan materi dengan situasi nyata siswa dan mendorong keaktifan siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengangkat permasalahan; 1) bagaimanakah peningkatan keterampilan membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry pada siswa kelas VII B SMPN 10 Semarang? dan 2) bagaimanakah perubahan tingkah laku siswa kelas VII B SMPN 10 Semarang setelah mengikuti pembelajaran membaca intensif dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry? Berdasarkan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, tujuan penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan peningkatan keterampilan membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry pada siswa kelas VII B SMPN 10 Semarang, dan 2) mendeskripsikan perubahan tingkah laku siswa kelas VII B SMPN 10 Semarang setelah mengikuti pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua tahap yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri darri perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pengambilan data melalui tes dan nontes. Subjek penelitian ini adalah keterampilan membaca intensif teks profil tokoh siswa kelas VII B SMPN 10 Semarang tahun ajaran 2005/2006. Variabel dalam penelitian ini adalah keterampilan membaca intensif teks profil tokoh dan penggunaan pendekatan kontekstual komponen inquiry. Alat pengambilan data berupa pedoman observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto. Data yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan membaca intensif teks profil tokoh kelas VII B SMPN 10 Semarang mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry. Peningkatan keterampilan siswa ini dapat dilihat dari hasil tes pratindakan, siklus I dan siklus II. Hasil pratindakan menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa 56,51 atau berada pada kategori kurang. Setelah dilakukan tindakan siklus I, nilai rata-rata siswa menjadi 67,46, artinya ada peningkatan sebesar 10,95% dari pratindakan. Setelah dilakukan tindakan siklus II, nilai rata-rata menjadi 81 atau meningkat sebesar 13,54%. Masing-masing aspek dalam membaca intensif teks profil tokoh juga mengalami peningkatan. Aspek menyarikan riwayat hidup tokoh skor rata-rata pratindakan sebesar 58, rata-rata siklus I sebesar 72,3 dan rata-rata siklus II sebesar 85,6. Pada pratindakan, aspek menyimpulkan keistimewaan tokoh pratindakan sebesar 58, siklus I menjadi 72,3 dan siklus II meningkat menjadi 81,3. Aspek mencatat hal-hal yang bermanfaat skor rata-rata pratindakan 51, siklus I 56,4 dan siklus II meningkat sebesar 20% menjadi 76,4. Peningkatan keterampilan membaca intensif teks profil tokoh ini diikuti dengan perubahan perilaku siswa kelas VIIB SMPN 10 Semarang. Perilaku negatif siswa berubah menjadi perilaku positif. Pada siklus II siswa terlihat menikmati pembelajaran, mereka juga semakin aktif dan semangat mengikuti pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry.

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yaitu, (1) guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia hendaknya pada pembelajaran membaca, khususnya membaca intensif teks profil tokoh, menguasai berbagai pendekatan, metode dan teknik pembelajaran; (2) guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia hendaknya dalam menyampaikan pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh menggunakan pendekatan kontekstual komponen inquiry karena dengan pembelajaran yang melatih siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan atau keterampilan dan mengaitkannya dengan dunia nyata siswa terbukti dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif teks profil tokoh dan mengubah perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca; (3) siswa hendaknya dalam mengikuti pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh dengan semangat dan perilaku positif; (4) peneliti di bidang pendidikan maupun di bidang bahasa hendaknya selalu termotivasi untuk melakukan penelitian tentang teknik-teknik pembelajaran sehingga diperoleh alternatif teknik pembelajaran baru khususnya pembelajaran membaca.

Download file lengkap disini

Meningkatkan Penguasaan Siswa Terhadap Materi Pembelajaran Dengan Menggunakan Alat Peraga di Kelas V

Tugas seorang pendidik adalah mendidik, mengajar, membimbing dan melatih siswanya agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, guru harus mempunyai berbagai kemampuan. Salah satu kemampuan yang harus dikuasai adalah mengembangkan diri secara professional. Ini berarti guru tidak hanya dituntut menguasai materi ajar atau menyajikan secara tepat, tetapi juga mampu melatih, menilai kinerjanya juga mampu memperbaiki hasil pembelajaran yang telah disajikan
Untuk meningkatkan penguasaan terhadap materi pelajaran maka perlu melakukan perbaikan pembelajaran melalui penilaian tindakan kelas (PTK). Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki pembelajaran. Maka dapat dikatakan pembelajaran yang berhasil akan ditunjukkan oleh dikuasainya materi pelajaran oleh para siswa di sekolah
Sebagai kondisi awal dapat disampaikan bahwa, dari seluruh siswa kelas V yang berjumlah 15 orang siswa hanya 7 yang mencapai penguasaan materi atau sebesar 46,6 % sebelum diadakan penelitian, dan 8 orang siswa yang tidak berhasil atau 53,3 % pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Dalam beberapa kali melakukan perbaikan pembelajaran hanya 7 orang siswa dari 15 orang siswa kelas V yang mencapai tingkat penguasaan materi sebesar 70 % ke atas. Hal tersebut terjadi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (non eksakta)  selama pembelajaran berlangsung
     Download file lengkap disini

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui Penerapan Kerja Kelompok dengan Penilaian Portofolio pada Pembelajaran Pecahan Desimal untuk Siwa Kelas VI

Latar belakang masalah dari penelitian ini adalah penilaian portofolio sebenarnya sangat cocok di era desentraliasi pendidikan, tetapi pelaksanan penilaian pengajaran melalui pertofolio oleh para guru di SD Bumirejo I Kecamatan Mungkid menurut penulis belum efektitf. Permasalahannya apakah melalui kerja kelompok dengan penilaian portofolio pada pembelajaran pecahan desimal siswa kelas VI SD Bumirejo I Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang dapat meningkatkan hasil belajar matematika?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VI SD bumirejo I Kecamatan Mungkid tahun pelajaran 2004/2005 dengan penilaian portofolio pada pembelajaran pecahan desimal. Subyek penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri Bumirejo 1 yang berjumlah 24 terdiri dari 13 anak laki - laki 11 anak permpuan. Semua siswa diberi pembelajaran melalui kerja kelompok dengan penilaian portofolio terdiri dari 2 siklus. Siklus I dibahas materi cara menjumlahkan pecahan desimal satu angka di belakang koma, tiga bilangan pecah tiga angka di belang koma, pecahan desimal dijumlah dengan bilangan asli, mengurangkan pecahan desimal, menjumlah dan mengurangkan pecahan desimal. Siklus 2 dibahas materi cara mengalikan pecahan desimal persepuluh dengan persepuluh, perseratus dengan perseratus, perseribu dengan perseribu.

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan observasi terhadap pembelajaran, tes berbentuk isian dan uraian dan angket yang diberikan kepada siswa. Analisis diawali dari proses pembelajaran dengan melihat masalah-masalah yang dihadapi siswa dan peneliti pada saat pembelajaran berlangsung. Kemudian hasil tes siklus 1 dan hasil tes siklus 2 dianalisis untuk dilihat hasilnya. Indikator keberhasilan jika rata siswa mencapai lebih dari 7,00 dan ketuntasan belajar lebih dari 70%.

Hasil penelitian menunjukkan, adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VI SD Bumirejo I Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang dengan penerapan kerja kelompok melalui penilaian portofolio pada pembelajaran pecahan desimal. Hasil evaluasi diperoleh ketuntasan belajar siswa meningkat dari siklus 1 58,33% dan siklus 2 mencapai ketuntasan 87,5%, sedangkan daya serap siklus 1adalah 66,3% daya serap siklus 2 mencapai 79%. Mengingat pembelajaran melalui penerapan kerja kelompok dengan penilaian portofolio dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI pada pokok bahasan operasi hitung pecahan desimal maka seyogyanya guru dapat mempergunakannya dalam pembelajaran sehingga potensi siswa dapat ditumbuhkembangkan. Hendaknya guru selalu berkreasi untuk membuat pendekatan pembelajaran yang lebih benyak melibatkan siswa aktif dalam belajar mengajar sehingga dapat membantu siswa dalam belajar metematika.

Download file lengkap disini

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana dengan media gambar Siswa Kelas III Semester I SDN I Tertek Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2010 / 2011

Kata Kunci: Keterampilan Menulis, Karangan Sederhana, dan Media Gambar.

Keterampilan menulis merupkan salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dimiliki oleh para siswa yang sedang belajar mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Semakin tinggi tingkat kelas semakin meningkat dan berkembang kemahiran dalam menulisnya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas III SD Negeri I Tertek Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung masih relatif rendah. Rendahnya keterampilan siswa dalam menulis disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari siswa, sedangkan faktor eksternal berasal dari bahan ajar yang digunakan guru kurang tepat sehingga siswa merasa bosan dalam proses pembelajaran, Oleh sebab itu, penelitian ini berusaha untuk mencari solusi terhadap masalah di atas melalui pengajaran menulis dengan menggunakan media gambar.
Penelitian ini berusaha mengkaji masalah mengenai (1) Bagaimanakah  peningkatan kemampuan menulis siswa kelas III siswa SD Negeri I Tertek Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung dalam pembelajaran menulis karangan sederhana setelah diberi pembelajaran menulis dengan media gambar?, dan (2) Bagaimanakah perubahan perilaku siswa kelas SD Negeri I Tertek Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung dalam pembelajaran menulis karangan sederhana setelah diberi pembelajaran menulis dengan media gambar?
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan dua siklus. Masing-masing siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah kemampuan menulis karangan sederhana siswa kelas SD Negeri I Tertek Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung yang berjumlah 28.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah mengikuti pembelajaran menulis karangan sederhana dengan media gambar rata-rata klasikal siswa kelas SD Negeri I Tertek Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung dari nilai prasiklus, siklus I sampai dengan siklus II mengalami peningkatan. Dari pelaksanaan penelitian siklus I diperoleh hasil bahwa secara individu masih ada beberapa siswa yang mendapatkan nilai dibawah standar yang ditentukan, yaitu 80,00. Nilai rata-rata klasikal menulis paragraf deskripsi pada prasiklus sebesar 64,38 mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 9,41dengan rata-rata sebesar 73,48 dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 7,31 dengan rata-rata sebesar 80,79. Jadi, peningkatan kemampuan menulis karangan sederhana siswa dari prasiklus sampai siklus II sebesar 16,41. Peningkatan keterampilan menulis karangan sederhana siswa juga diikuti dengan perubahan tingkah laku negatif menjadi tingkah laku positif. Pada siklus II siswa terlihat senang dan menikmati pembelajaran, mereka semakin aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
      Dari hasil penelitian keterampilan menulis paragraf deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis siswa kelas SD Negeri I Tertek Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung mengalami peningkatan setelah mengikuti proses pembelajaran dengan media gambar dan tingkah laku siswa mengalami perubahan dari tingkah laku negatif menjadi tingkah laku positif. Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini ialah agar guru Bahasa Indonesia hendaknya menggunakan media gambar pada pembelajaran keterampilan menulis karena dengan pembelajaran ini terbukti dapat mendrong siswa aktif dan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran menulis. Bagi siswa hendaknya mengikuti kegiatan pembelajaran menulis karangan sederhana dengan semangat dan berperilaku positif sehingga siswa dapat mengekspresikan gagasan dengan acuan gambar dalam bentuk karangan sederhana dengan tepat. Dan bagi peneliti dapat melakukan penelitian serupa dengan media pembelajaran yang berbeda sehingga didapatkan berbagai alternatif media pembelajaran menulis.

Download file lengkap disini

Penerapan Metode Permainan Simulasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Pada Siswa Kelas II

Sekolah dasar sebagai sekolah awal untuk melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi sudah tentu siswa-siswanya harus diberikan pengetahuan yang lebih, khususnya dalam pembelajaran keterampilan berbicara, sehingga bisa diaplikasikan ke jenjang selanjutnya. Pembelajaran berbicara di sekolah dasar belum memuaskan dan belum memenuhi tuntutan berbicara seperti yang dibutuhkan masyarakat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dapat tidaknya meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui penerapan metode permainan simulasi dalam pembelajaran keterampilan berbicara dan untuk mengetahui respons siswa terhadap penerapan metode permainan simulasi pada pembelajaran keterampilan berbicara.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah permainan simulasi. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa, sedangkan observasi untuk mengamati proses belajar mengajar yang dilakukan guru. Subyek penelitian berjumlah 37 siswa, dengan perincian 16 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif dan kualitatif. Tes hasil belajar dianalisis dengan teknik kuantitatif dengan menggunakan perbandingan data hasil pre test dan post test, sedangkan teknik kualitatif diperoleh dari refleksi proses belajar mengajar yang dilakukan guru dengan menggunakan media gambar.

Setelah dilakukan analisis data diperoleh hasil penelitian bahwa penggunaan media gambar dalam pembelajaran berhitung di kelas II SD Negeri II Tertek, terbukti menigkatkan kemampuan berbicara siswa. Hal tersebut diindikasikan dari pencapaian target pada Siklus I rata-rata skor hasil belajar siswa adalah 6,85 meningkat menjadi 7,90 pada siklus II. Dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 15,32%. Ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 72,7% (belum memenuhi tuntutan kurikulum) meningkat menjadi 90,9% pada siklus II. Pada siklus II ini ketuntasan belajar klasikal yang dicapai sudah memenuhi tuntutan kurikulum.

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengajukan saran kepada guru agar menerapkanmodel pembelajaran permainan simulasi sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan rancangan tindakan yang telah dipaparkan dan dilaksanakan oleh peneliti

Download file lengkap disini

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Sederhana Melalui Media Gambar Siswa Kelas III SD

Kata Kunci; KemampuanParagraf sederhanaMedia Gambar

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan  menulis mendapatkan bagian yang jelas. Menulis merupakan keterampilan akhir yang harus dapat dikuasai siswa. Pembelajaran menulis ini tidak untuk menjadikan siswa menjadi penulis, melainkan siswa gemar menulis. Namun patut disayangkan bahwasanya pelajaran menulis khususnya menulis paragraf sederhana  di SDN IV Ngrejo belum bisa mencapai standar yang diharapkan. Hal ini disebabkan banyak faktor. Salah satunya disebabkan kurangnya media yang digunakan oleh guru dalam mengajar sehingga siswa kurang antusias dalam menerima pelajaran. Oleh sebab itulah penulis mencoba untuk mengajukan media gambar sebagai alternatif untuk menarik minat siswa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia: “Gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuah, dsb) yang dibuat dengan coretan pensil pada kertas. Gambar tidak hanya terbatas pada tiruan orang, binatang, tumbuhan. Tapi bisa juga tiruan yang lainnya dan proses pembuatannya tidak terbatas pada coretan pensil. Bisa saja dengan pointer menggunakan mouse di program menggambar di komputer. Sedangkan media untuk menggambar tidak hanya terbatas pada kertas. Bisa saja pada dinding, lembaran kayu, atau bisa juga pada canvas imaginer di program menggambar di komputer”.
Setelah diterapkan perbaikan pembelajaran dengan media gambar, hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Hal ini tampak dari analisis hasil tes evaluasi yang dilakukan setelah akhir siklus kedua. Ketuntasan belajar kelas mencapai 87,5 % dan nilai rata-rata kelas adalah 78.82. Dengan demikian indikator keberhasilan yang ditetapkan dapat tercapai.
          Berdasarkan hasil pembelajaran dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa melalui media gambar pada pembelajaran menyusun paragraf sederhana untuk siswa kelas III SD Negeri IV Ngrejo Kecamatan Tanggunggunung Kabupaten Tulungagung semester I Tahun Pelajaran 2010 / 2011 dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia. Selanjutnya, sebagai saran kepada para pengajar, untuk bisa meningkatkan penggunaan media Bantu dalam pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan untuk bisa menarik minat siswa dalam belajar.

Download file lengkap disini

Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas IV SD

Puji Haryanto,NIM: 4102905031. Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Saptamarga 03 B Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007 Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Pokok Bahasan Operasi Hitung Campuran Melalui Implementasi Pembelajaran Tutor Sebaya dan Penggunaan LKS.

Tes evaluasi soal cerita pada siswa hasilnya rendah. Berbagai upaya telah dilakukan oleh guru tetapi belum mampu menunjukkan hasil yang optimal. Melalui penelitian diimplementasikan pembelajaran tutor sebaya dengan penggunaan LKS pada pokok bahasan operasi hitung campuran. Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Apakah melalui imlplementasi pembelajaran tutor sebaya dan penggunaan LKS dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan komunikasi Matematika siswa kelas IV SDN Saptamarga 03 B Semarang tahun pelajaran 2006/2007 dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan operasi hitung campuran? Tujuan penelitian ini adalah uhtuk menganalisis peningkatan hasil belajar dan kemampuan komunikasi Matematika siswa kelas IV SDN Saptamarga 03 B Semarang dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan operasi hitung campuran melalui implementasi pembelajaran tuitor sebaya dan penggunaan LKS.

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SDN Saptamarga 03 B Jalan Tamtama Barat VI Ngesrep Banyumanik Semarang pada kelas IV yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus meliputi perncanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Sumber data dari siswa dan guru kelas IV yang diperoleh dari evaluasi hasil belajar, hasil kerja kelompok, dan PR pada setiap siklus, juga hasil observasi tentang kegiatan guru dan siswa. Penelitian dikatakan berhasil jika sekurang-kurangnya 70 % siswa memperoleh nilai sekurangkurangnya 6,50 serta 60 % siswa mampu melakukan komunikasi matematika dengan baik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I siswa yang mendapat nilai minimal 6,50 sebanyak 11 siswa atau sekitar 57,9 % sedangkan siswa yang aktif mampu melakukan komunikasi sekitar 56,2 % atau sekitar 11 siswa. Hasil tersebut belum memuaskan dan belum sesuai dengan yang diharapkan. Oleh arena itu perlu dilakuan siklus II, dan ternyata hasil evaluasi pada siklus II menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai sekurang-kurangnya 6,50 sebanyak 16 siswa atau sekitar 84,2 %, sedang hasil dari observasi aktivitas siswa menunjukkan siswa yang mampu melakukan komunikasi matematika sekitar 69 % atau sebanyak 13 siswa 

Simpulan yang dapat diambil adalah melalui implementasi pembelajaran tutor sebaya dan penggunaan LKS dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan komunikasi Matematika. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar guru kelas IV SDN Saptamarga 03 B hendaknya mencoba untuk menerapkan model pembelajaran tutor sebaya dan penggunaan LKS untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan komunikasi matematika siswa.

Dowmload file lengkap disini

Kemampuan Anak dalam Menari dengan Menggunakan Metode Meniru, SAS dan Demonstrasi serta Eksperimen

Abstrak

GALIH M.S.R.2007.Kemampuan Anak dalam Menari dengan Menggunakan Metode Meniru, SAS dan Demonstrasi serta Eksperimen di Tk Islam Al-Madina Semarang. Skripsi Sendratasik UNNES.

Pendidikan Taman Kanak-kanak pada hakekatnya adalah tempat anak-anak bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Pada kegiatan pembelajaran diTK sebaiknya dalam memberikan materi pelajaran khususnya seni tari harus tepat dalam menggunakan metode dan cara penyampaian materi. Dari hal tersebut permasalahan yang muncul adalah bagaimana upaya meningkatkan kemampuan anak dalam menari dengan menggunakan 3 metode dalam pembelajaran seni tari di TK Islam AL-Madina Semarang dan faktor apa saja yang menghambat dan mendukung.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil belajar yang baik dengan memadukan 3 metode dalam pembelajaran seni tari agar efektif dan efisien guna meningkatkan minat dan kemampuan anak dalam belajar menari serta untuk mengetahui faktor apa yang saja yang menghambat dan mendukung. Manfaatnya anak dapat mengikuti dan menerima pelajaran dengan cepat dengan menirukan gerak, menghafal gerak, gerak yang berirama dan merasakan gerak, meningkatkan kemampuan, daya kreatifitas dan kemandirian.

Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B2 (Nuh) TK Islam AL-Madina Semarang. Objek penelitian ini adalah perilaku anak, materi, guru dan metode pembelajaran tari yang efektif dan efisien untuk anak TK.Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Action Researh) dengan pendekatan diskriptif prosentase. Pelaksanaan tindakan melalui 3 putaran pelaksanaan tindakan setiap putaran melalui tahap-tahap: (1) Perencanaan, (2) Implementasi tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi. Alat dan teknik pencatatan data pada penelitian ini adalah (1) Catatan harian, (2) Wawancara, (3) foto, (4) penampilan subjek penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskkiptif prosentase.

Hasil penelitian ini adalah (1) Metode pembelajaran seni tari pada TK melalui langkah-langkah pemberian materi, penggunaan 3 metode dapat meningkatkan kemampuan anak terbukti dengan hasil tes praktek akhir menunjukkan nilai rata-rata kelas yang baik yaitu 78,97 dan dapat meningkatkan aspek wiraga, wirama, wirasa dan hafalan, (2) Dengan menggunakan metode Meniru (imam,ngede), SAS dan Demonstrasi Eksperimen secara berurutan dan bergantian sesuai dengan kondisi dan sitiasi anak dapat meningkatkan kemampuan, disiplin, ketermpilan, kesabaran, keberanian dan rasa percaya diri, (3) Faktor keluarga, sekolah dan masyarakat juga bisa mempengaruhi kemampuan dan minat anak dalam belajar menari.

Download file lengkap disini

Keefektifan Penerapan Metode Simulasi Pada Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia di Kelas VIII Semester II

ABSTRAK

Kata kunci: keefektifan, metode simulasi, konsep Sistem Peredaran Darah Manusia.

Berdasarkan hasil observasi awal diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas II SMP N 1 Dukuhturi Tegal tahun ajaran 2005/2006 pada konsep Sistem Peredaran Darah Manusia belum optimal. Selain itu, kurang adanya variasi metode pembelajaran yang dikembangkan oleh guru menyebabkan siswa kurang terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa adalah metode simulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan metode simulasi pada konsep Sistem Peredaran Darah Manusia di kelas VIII semester II SMP N 1 Dukuhturi Tegal.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 1 Dukuhturi Tegal sebanyak 7 kelas. Sampel penelitian diambil dua kelas yaitu kelas VIII G sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII F sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dipilih secara purposive sample. Penelitian dilakukan dengan memberikan pre-tes kepada kedua kelas, dilanjutkan dengan pembelajaran dan diakhiri dengan memberikan pos-tes. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode simulasi, sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah.

Hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil pre-tes pada kelas eksperimen 3, 87, sedangkan pada kelas kontrol 3, 82. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa relatif sama. Berdasarkan hasil uji t data hasil belajar diperoleh t hitung sebesar 4, 707 dan ttabel = 2, 015, yang berarti bahwa hasil belajar yang diperoleh
kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara nyata. Hal ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Rata-rata keaktifan siswa kelas eksperimen sebesar 76, 42%, sedangkan kelas kontrol sebesar 56, 79%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode simulasi lebih dapat meningkatkan aktivitas siswa.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pembelajaran konsep Sistem Peredaran Darah Manusia kelas VIII semester II SMP N 1 Dukuhturi Tegal dengan menggunakan metode simulasi lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah. Hal ini ditunjukkan dengan tercapainya kompetensi dasar konsep Sistem Peredaran Darah Manusia. Saran yang diberikan adalah penerapan metode simulasi perlu dikembangkan pada konsep lain yang mempunyai permasalahan yang sama.

Download file lengkap disini

Penerapan Metode Quantum Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA (SAINS) Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Kebonsari Kabupaten Temanggung

ABSTRAK

Widyastantyo, Hermawan. 2007. Penerapan Metode Quantum Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA (SAINS) Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Kebonsari Kabupaten Temanggung. Skripsi. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Drs. Kunaryo Hadikusumo, M.Pd. II. Drs. Ahmad Munib, S.H, M.Si.

Kata Kunci : Quantum Learning dan hasil belajar siswa.

Metode Quantum Learning sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran IPA (SAINS), yang membawa siswa belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan. Siswa akan lebih bebas dalam menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya, sehingga diharapkan dapat tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa. Dalam kegiatan belajar siswa, guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing.

Penelitian untuk penulisan skripsi ini dibatasi pada pemecahan masalah dari beberapa segi yaitu kondisi psikologis siswa, kondisi sosial siswa, dan kondisi akademis siswa. Penelitian skripsi ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa asing sering dikenal Classroom Action Research (CAR)dengan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain putaran spiral, menggunakan III siklus pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA (SAINS) bagi siswa V Sekolah Dasar dengan menggunakan metode Quantum Learning.

Penelitian ini dilakukan terhadap 34 siswa kelas V SD Negeri Kebonsari Temanggung pada semester II tahun ajaran 2006/2007. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh secara kualitatif adalah data observasi, data tentang efektivitas penerapkan Quantum Learning. Data yang diperoleh secara kuantitatif adalah data tentang hasil belajar siswa diambil dengan memberikan tes kepada siswa yang berupa soal pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban (option) yang berjumlah 20 soal pada setiap akhir siklus, data tentang hasil penilaian kegiatan siswa dengan menggunakan lembar penilaian kegiatan siswa untuk setiap kelompok.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA (SAINS). Peningkatan ini ditunjukkan oleh perbandingan rata-rata hasil belajar yang dicapai antara siklus I (53,97), siklus II (65,74) peningkatan prosentase 11,77% dan siklus III (73,24) peningkatan prosentase 7,5%. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan dapat menjadi jembatan bagi munculnya penelitian baru. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan dalam dunia penelitian pendidikan, agar mutu pendidikan di Indonesia manjadi lebih baik.


Download file lengkap disini

Prinsip Pengembangan Media Pendidikan Bagi Masyarakat

BAB I
PENDAHULUAN

    I.    Latar Belakang


           Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual. Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda cetak, menjadi penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori dari beragamnya kemampuan individu untuk mencerap informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas. Selain itu,dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas pula. Karena memang belajar adalah proses internal dalam diri manusia maka guru bukanlah merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu komponen dari sumber belajar yang disebut orang.

Download file lengkap disini

Pentingnya Akhlak Dalam Kehidupan

BAB I

PENDAHULUAN

          Salah satu inti ajaran Islam adalah akhlak, yang sangat erat dengan perilaku kehidupan seseorang dalam mengukur kepribadiannya. Akhlak memberikan corak terhadap seorang siswa. Baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat yang dibutuhkan dalam interaksi antar sesama.

Akhlak dalam Islam mempunyai norma-norma nilai dimana dapat mengukur baik atau tidaknya kehidupan manusia. Agama Islam memberikan jalan kepada manusia, dimulai dengan memperbaiki akhlaknya agar setiap siswa berusaha untuk memperbaiki akhlak pribadi dan masyarakat.
Akhlak dalam Islam mempunyai karakter tertentu (datang dari Allah SWT), jika dibandingkan dengan norma dan akhlak yang lain (dari ciptaan manusia). Dalam hadits dinyatakan :
انما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
“Sesungguhnya aku dibangkitkan untuk untuk menyempurnakan akhlak yang utama, budi yang tinggi” (H.R. Al-Baihaqi).
            Dalam hal ini siswa siswi Sekolah Dasar ditujukan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian, dan pemupukan pengetahuan, penghayatan serta pengalaman siswa tentang akhlak Islam, sehingga menjadi muslim yang bertaqwa serta beakhlak yang mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.


Download file lengkap disini

Improving the Vocabulary Mastery by Using Picture

ABSTRACT

Indrawati, Tri Jany. 2009. Improving the Vocabulary Mastery by Using Picture: A classroom Action Research at the Fourth Year Students of SD Negeri Bangoan I Tulungagung in academic year 2008 / 2009

STKIP PGRI TULUNGAGUNG advisor
(1) Drs. Supriadi                                (2) Drs. Poerwo Rahsono, MM

Key Words: Improve, Vocabulary, Mastery, picture

Vocabulary is one of the language elements. In the preliminary study, it was found that most of students were lack of vocabulary. They found difficulties in using English as the target language. After memorizing a certain number of words and their meanings, sooner they forgot them. They were bored and they just had less attention and low motivation to learn.
The implementation of teaching techniques is the most important and complex activity in teaching and learning process, especially in presenting new items. There are many techniques proposed by the expert which can be used in presenting vocabulary. This study was conducted to find out the answer of the following question, “How can pictures improve the students’ vocabulary mastery?”
In this research, the subjects of this research were the fourth year students of SD Negeri Bangoan I Tulungagung in the academic year 2008 / 2009 consistings of 36 Students. The instruments used to obtained primary data and the secondary data were vocabulary test, the teacher’s and the students’ observation sheets, and questionnaire of the respondent. To analyze the vocabulary test use formula of percentage of class (% X). The teacher’s and students’ observation sheets were analyzed using formula of percentage of mean score. The data presented in this study is qualitative data which are obtained from preliminary study, the implementation, and the reflection of the action.

          From the result of test in preliminary until the test in cycle two, there is improvement the number of students who passed the test. Beside that, the students’ opinion is very positive and the teaching and learning process is very good. Generally, all of them are so attracted. So, it can be concluded that the picture can be used to improve the students’ vocabulary mastery.



Download full Text Here

Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa

ABSTRAK

Moh. Ulil Albab, 2007. Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di MTs Tribakti Kunjang Kabupaten Kediri. Skripsi, Fakultas Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
Dosen Pembimbing: Drs. A. Fatah Yasin,M.Ag

Kata Kunci: Kesulitan belajar, upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar

            Sebagai kegiatan yang berproses, belajar merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis pendidikan. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan keluarganya. Sehingga pencapaian mutu pendidikan dalam kemampuan sistem pendidikan baik dari segi pengelolaan maupun proses pendidikan dapat diarahkan secara efektif. Bedasarkan hal tersebut dapat dirumuskan bagaimana kondisi belajar dan kesulitan apa saja yang dialami siswa di MTs Tribakti Kunjang Kab. Kediri, faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar siswa dan usaha-usaha apa yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan belajar siswa di MTs Tibakti Kunjang Kab. Kediri.
            Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan kondisi belajar dan kesulitan apa saja yang dialami siswa di MTs Tribakti Kunjang Kabupaten Kediri, untuk mendiskripsikan faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar siswa, dan mendiskripsikan usaha-usaha yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di MTs Tribakti Kunjang Kabupaten Kediri.
            Penelitian ini menggunakan paradigma deskriptif-kualitatif dengan perspektif fenomenologis. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dan sumber data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan datanya berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam hal ini, analisis datanya menggunakan analisis kualitatif deskriptif yang berupa reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

            Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara umum kondisi Belajar di MTs Tribakti berjalan lancar, sesuai dengan program yang direncanakan yang meliputi kegiatan pra-instruksional dan kegiatan instruksional (tujuan, materi, metode, evaluasi). Meskipun kondisi belajar di MTs Tribakti berjalan lancar, namun sebagian siswa ada yang mengalami kesulitan dalam belajar. Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa di MTs Tribakti terdiri dari gangguan alat indera, ketidak mampuan dalam belajar, rendahnya tingkat intelegensi atau kecerdasan dan minat, serta latar belakang fisik dan sosial. Sedangkan kesulitan belajar yang dialami siswa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: dasar pembawaan siswa (intelegensi), latar belakang siswa (lingkungan keluarga), kurang adanya dorongan dan bimbingan dari orang tua. Berbagai upaya dapat dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan belajar siswa, diantaranya yaitu mengidentifikasi kesulitan belajar siswa, sebab-sebab serta upaya mencari solusinya. Kemudian diberikan bimbingan belajar dan program remedial teaching melalui pemberian tugas rumah setiap selesai belajar di sekolah, serta memberikan penyuluhan kepada orang tua/wali untuk memberikan motivasi belajar bagi pada putra-putrinya.


Download file lengkap disini

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PADA SISWA KELAS II SD NEGERI I TERTEK TULUNGAGUNG

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan benar. Pembelajaran tersebut akan lebih baik manakala dipelajari sejak dini dan berkesinambungan. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa disertakan dalam kurikulum. Hal ini dilakukan supaya peserta didik mampu menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta mampu menerapkannya dalam kehidupan masyarakat.
Menulis sebagai suatu kegiatan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif merupakan kemampuan yang menuntut adanya kegiatan encoding yaitu kegiatan untuk menghasilkan atau menyampaikan bahasa kepada pihak lain melalui tulisan. Kegiatan berbahasa yang produktif adalah kegiatan menyampaikan gagasan, pikiran, atau perasaan oleh pihak penutur, dalam hal ini penulis. Sebenarnya kegiatan produktif terdiri dari dua macam yaitu berbicara dan menulis. Meskipun sama-sama merupakan kegiatan produktif, kegiatan tersebut mempunyai perbedaan yang utama, yaitu pada media dan sarana yang digunakan.

           Aktivitas menulis merupakan salah satu manisfestasi kemampuan (dan keterampilan) berbahasa paling akhir yang dikuasai pembelajar bahasa setelah mendengarkan, membaca, dan berbicara (Nurgiyantoro, 2001: 296). Dalam buku yang sama juga dijelaskan apabila dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai oleh pembelajar bahasa karena kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai aspek lain di luar bahasa, untuk menghasilkan paragraf atau wacana yang runtut dan padu.
Download file lengkap disini

Peningkatkan Pemahaman Berhitung Dengan Media Gambar Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas II Sdn II Tertek Kabupaten Tulungagung

ABSTRAKSI

---------------------------. “.Peningkatkan Pemahaman Berhitung  Dengan Media Gambar Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas II Sdn II Tertek Kabupaten Tulungagung”.

Kegiatan belajar mengajar merupakan tugas rutin seorang guru dalam mengembangkan bakat dan kemampuan. Untuk itu seorang guru dituntut selalu mengembangkan kecakapan secara profesional dalam mengelola kelas, agar bakat dan kemampuan siswa dapat berkembang secara optimal. Salah satu kecakapan professional yang perlu dikembangkan adalah kecakapan dalam menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan efektif. Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas akan efektif apabila seorang guru selalu menggunakan media pembelajaran dalam menanamkan konsep kepada siswa, sehingga dapat menghilangkan konsep verbalitik, khususnya pada pembelajaran berhitung.
Penelitian ini bertujuan mengupayakan peningkatan pemahaman berhitung melalui penggunaan media gambar pada siswa kelas II SD Negeri II Tertek Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan penelitian dengan menyajikan pokok bahasan operasi bilangan khususnya soal cerita yang menggunakan media gambar, selanjutnya memberikan tes hasil belajar, serta mengamati proses belajar mengajar yang dilakukan guru.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah tes dan observasi. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa, sedangkan observasi untuk mengamati proses belajar mengajar yang dilakukan guru. Subyek penelitian berjumlah 37 siswa, dengan perincian 16 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif dan kualitatif. Tes hasil belajar dianalisis dengan teknik kuantitatif dengan menggunakan perbandingan data hasil pre test dan post test, sedangkan teknik kualitatif diperoleh dari refleksi proses belajar mengajar yang dilakukan guru dengan menggunakan media gambar.
Setelah dilakukan analisis data diperoleh hasil penelitian bahwa penggunaan media gambar dalam pembelajaran berhitung di kelas II SD Negeri II Tertek, terbukti menigkatkan pemahaman berhitung siswa. Hal tersebut diindikasikan dari pencapaian target pada siklus I rata-rata pre test 5,24 rata-rata post test 6,60; siklus II rata-rata pre test 7,09 rata-rata post test 7,62; siklus III rata-rata pre test 7,79 rata-rata post test 8,49; sesuai dengan indikator kinerja, yakni 80% siswa mampu mencapai hasil belajar berhitung >7,5.
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengajukan saran sebagai berikut: 1) Guru harus senantiasa menggunakan media pembelajaran, khususnya media gambar dalam pembelajaran berhitung agar siswa lebih memahami materi pelajaran yang lebih konkret, 2) Guru harus kreatif dalam pembuatan media yang akan disajikan melalui media gambar sehingga menarik perhatian siswa.

Download file lengkap disini
 
Copyright © Celotehan Warung Kopi