Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Dalam Proses Penyampaian Pendidikan Islam Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di Smp Kartika V-9 Malang

           Dalam menyampaikan pesan pendidikan agama diperlukan media pembelajaranMedia pendidikan agama adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pendidikan agama dari pengirim pesan dalam hal ini adalah seorang guru kepada siswanya, agar dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, minat serta motivasi belajar siswa sehingga terlaksananya proses belajar mengajar khususnya pendidikan agama. Bertolak dari latar belakang tersebut penulis bermaksud mengadakan penelitian pengaruh penggunaan media pembelajaran dalam proses penyampaian pendidikan agama Islam di SMP Kartika V-9 Malang dengan rumusan masalah : Apa saja jenis media pembelajaran yang digunakan oleh SMP Kartika V-9 Malang, adakah kriteria penggunaan media pembelajaran di SMP Kartika V-9 Malang, bagaimana pengaruh media pembelajaran terhadap motivasi belajar pendidikan agama Islam di SMP Kartika V-9 Malang.

Dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan atau penelitian  ini adalah untuk mengetahui jenis media pembelajaran yang telah digunakan oleh SMP Kartika V-9 Malang, mengetahui secara jelas kriteria penggunaan media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran, mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap motivasi belajar pendidikan Agama Islam.

        Dengan menggunakan rumus Chi Kwadrat menunjukkan bahwa pengaruh panggunaan media pembelajaran pendidikan Islam terhadap motivasi belajar siswa di SMP Kartika V-9 Malang adalah penolakan terhadap hipotesis (Ho), yakni tidak adanya pengaruh penggunaan media pembelajaran dalam proses penyampaian pendidikan Islam terhadap motivasi belajar siswa sedangkan Ha diterima karena dalam penelitian ini terbukti bahwa adanya pengaruh penggunaan media pembelajaran dalam proses penyampaian pendidikan Islam terhadap motivasi belajar siswa di SMP Kartika V-9 Malang. Dan juga menunjukkan bahwa tingkat pengaruh penggunaan media pembelajaran pendidikan agama terhadap motivasi  belajar di SMP Kartika V-9 Malang masuk dalam kategori (cukup) sesuai dengan nilai intepretasi artinya pengaruhnya cukup besar.

Download File disini

Dinamika Morfologi


Wilayah Indonesia merupakan wilayah yang beranekaragam dalam kondisi morfologi. Terdapat wilayah yang sangat tinggi dan ada juga wilayah yang sangat dalam. Di daratan juga terdapat banyak variasi morfologi. Banyak gunung-gunung yang tinngi dan juga lembah-lembah yang dalam. Salah satu media yang menyebabkan banyaknya variasi morfologi adalah sungai. Sungai dapat menjadikan berbagai bentuk muka bumi seperti delta sungai, bantaran sungai, dan lembah sungai.

Salah satu pulau di Indonesia yang terkenal dengan sungai yang besar dan panjang adalah Pulau Kalimantan. Di Pulau kalimantan ada tiga sungai besar yaitu Sungai Barito, Sungai Mahakam, dan Sungai Kapuas. Sungai-sungai tersebut disamping panjang juga sangat lebar lebar, sehingga banyak digunakan oleh penduduk sekitar untuk berbagai kepentingan, seperti jalur transportasi. Disamping itu sungai tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk usaha pertanian dengan memanfaatkan pasang dan surutnya air sungai. Pada awalnya reklamasi rawa pasang surut diprioritaskan untuk pembukaaan lahan persawaan secara besar-besaran, tetapi akhirnya pemanfaatan untuk navigasi juga menjadi menonjol, sehingga konstruksi  kanal primer dan skunder dibuat lebar, dalam dan panjang yang bertujuan untuk menurunkan tinggi genangan dan mengalirkan air pasang dan air surut dari sungai ke areal persawahan (Notohadiprojo, 1986).


Download file disini

Nilai-nilai Ajaran Islam Dalam Paket Wayang Syadat

Saiful Ansori, 2005 Skripsi, Judul: Nilai-nilai Ajaran Islam Dalam Paket Wayang Syadat (Studi Kasus Transformasi Nilai-nilai Ajaran Islam Melalui Pertunjukan Wayang Syadat Di Dusun Gentong Singosari Malang)
Pembimbing : Drs. Muhammad Djakfar, SH. M.Ag

Kata Kunci : Nilai-nilai ajaran Islam, transformasi, pertunjukan wayang syadat

            Islam adalah agama rahmatallil ‘alamiin (rahmat bagi alam semesta) sudah barang tentu kita sebagai orang muslim wajib untuk menjadikan Islam sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, karena terkadang kebiasaan ataupun norma-norma yang terben tuk dalam masyarakat tidak sesuai dengan ajaran Islam yang sudah kita yakini kebenarannya. Untuk itu dirasa perlu adanya pelurusan pelurusan yang mengkiblat pada ajaran Islam, yang memang itu merupakan suatu hal yang mutlak dilakukan sebagai seorang muslim, yang tentunya hal itu tidak terlepas dari penterjemahan penterjemahan sebagai bentuk dari penggalian nilai-nilai ajaran Islam dalam memahaminya. Selebihnya bertolak pada hal tersebut perlu adanya metode-metode yang sesuai sebagai pendekatan yang digunakan dalam memahamkan nilai-nilai ajaran Islam kepada masyarakat.
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui tujuan pembentukan wayang syadat yang ada di dusun Gentong sebagai media pendekatan untuk mensosialisasikan ajaran Islam dan keefektifan wayang syadat dalam mentransformasikan ajaran-ajaran Islam kepada masyarakat dusun Gentong. Penelitian ini dilakukan di dusun Gentong-Purwoasri Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
Dalam mengumpulkan data ini peneliti menggunakan metode observasi, Interview, documenter, angket, dan analisa data dengan prosentase. Populasi yang diambil dalam peneletian adalah seluruh masyarakat dusun Gentong sebanyak 200 orang, sedangkan peneliti hanya mengambil 40 orang (20 %) untuk dijadikan sampel yang terdiri dari tokoh masyarakat, perangkat dusun, orang tua dan pemuda.
Dari hasil penelitian ini dapat diperoleh data bahwa tujuan pembentukan wayang Syadat adalah untuk mensosialisasikan ajaran Islam dan mengenai transformasi nilai-nilai ajaran Islam melalui pertunjukan wayang Syadat boleh dikatan sangat efektif. Karena metode pendekatan ini sangat sesuai dengan latar belakang masyarakat dusun Gentong yang sebagian besar sangat menyukai seni yang berbau gamelan.


Download file disini

AL-TAHKIM (Peradilan Swasta Ala Islam)

           Secara umum al-tahkim dipahami sebagai penyelesaian sengketa diluar pengadilan formal. Jauh sebelum lembaga Arbitrase dikenal oleh dunia barat, Islam telah memperkenalkannya dengan nama al-tahkim. Hal ini termaktub dalam al-Qur’an Surat al-Nisa : 35 mengenai penyelesaian sengketa perkawinan (konplik rumah tangga) yang dalam hukum Islam populer dengan al-Syiqaq. Al-Qur’an memerintahkan kepada keluarga pihak suami dan pihak istri supaya masing-masing mengutus seorang hakam untuk mengatasi kemelut rumah tangga agar dapat dicapai salah satu dari dua alternatif. Yaitu merukunkan kembali hubungan suami istri dalam suatu rumah tangga atau menyarankan kepada suami istri untuk memutuskan hubungan perkawinan karena tidak ada kemungkinan untuk rukun kembali. Implementasi konsep al-tahkim ini tentu saja sebagai suatu lembaga dalam hukum Islam tidak hanya terbatas pada kasus-kasus rumah tangga saja akan tetapi lebih luas dari itu adalah bisa diterapkan pula untuk semua kasus yang dapat diselesaikan dengan mengedepankan konsep damai yang paling diutamakan.
            Islam menawarkan suatu prinsip yang bertujuan membentuk suatu putusan setelah para pihak yang bersengketa itu didengar keterangan-keterangan mereka sehingga terjadilah suatu pertukaran pemikiran secara jernih dan dengan penuh kesabaran.
            Makalah sederhana ini coba mengangkat salah satu bentuk peradilan yang bersifat mandiri untuk diterapkan sebagai tawaran Islam dengan mengedepankan konsep Ishlah ‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎‎untuk menyelesaikan berbagai macam persengketaan yang terjadi dalam masyarakat.

Download file disini

Membangun Profesionalitas Guru Agama

Guru agama dalam proses pendidikan memiliki peran besar dan posisi strategis dalam mengantarkan anak didik pada tujuan pendidikan. Peran guru, sangat dirasakan keberadaannya, terutama untuk pendidikan dasar dan menengah, walaupun masih banyak variabel lain yang mempengaruhi kualitas hasil pendidikan, namun guru masih mendominasi, bahkan di beberapa lembaga pendidikan tidak jarang guru masih berperan sebagai satu-satunya sumber belajar bagi peserta didik. Sebab itulah peningkatan profesionalitas guru harus dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan.

Di sisi lain, pendidikan agama dalam sistem pendidikan nasional menduduki posisi strategis, hal ini dapat dilihat dalam UUSPN pasal 29 ayat (2), bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat (a) pendidikan pancasila; (b) pendidikan agama; dan © pendidikan kewarganegaraan. Penjelasan ayat (2b) pasal 29 UUSPN menyebutkan bahwa pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk mengormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Lebih jauh, pendidikan agama tersebut mempunyai tugas dan fungsi untuk membangun fondasi kehidupan pribadi bangsa Indonesia, yaitu fondasi mental-rohaniah yang berakar pada faktor keimanan dan ketaqwaan yang berfungsi sebagai pengendali, pattern of reference spiritual dan sebagai pengokoh jiwa bangsa melalui pribadi-pribadi yang tahan terhadap godaan negatif yang datang pada dirinya. Dengan demikian mereka tidak mudah terbawa oleh arus globalisai budaya yang semakin kompleks.

Download file disini

pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler dalam meningkatkan keberhasilan pendidikan agama islam

Fitria Sari, Yuli, 2006. pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler dalam meningkatkan keberhasilan pendidikan agama islam di MAN Malang I. Skripsi, jurusan pendidikan agama islam, fakultas tarbiyah, universitas islam negeri malang.

Pembimbing: Muhammad asrori alfa, M.Ag

Kata Kunci: Kegiatan Ekstra Kurikuler, Keberhasilan Pendidikan Agama Islam.

Pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler sangat membantu dalam meningkatkan pengetahuan siswa khususnya dalam bidang pendidikan agama islam. Dengan adanya pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler sebagai kegiatan tambahan, maka siswa mempunyai bekal yang ukup untuk membentengi dirinya dari berbagai pengaruh negatif.

Kekurangan jam pelajaran serta terbatasnya materi pendidikan agam islam yang diberikan dianggap sebagai penyebeb utama timbulnya para pelajar dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama islam.

Pada dasarnya kegiatan ekstra kurikuler dalam dunia sekolah ditujukan untuk menggali dan memotivasi siswa dalam bidang tertentu. Dalam hal ini kegiatan ekstra kurikuler bertujuan untuk membantu dan meningkatkan pengembangan wawasan anak didik khusus dalam bidang pendidikan agama islam.

Disamping itu, pembahasan skripsi ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sedangkan untuk memperoleh data dengan menggunakan pengumpulan data yang meliputi metode observasi, interview, dokumentasi dengan jumlah sampel 25 orang siswa, yang sebagian aktif dalam kegiatan ekstra kurikuler keagamaan ditambah Kepala Sekolah, Wakasek Kurikulum, Guru Bidang Studi Pendidikan Agama Islam, Pengurus Kegiatan Ekstra Kurikuler Keagamaan, Pembina Kegiatan Ekstra Kurikuler Keagamaan, sehingga berjumlah 30 orang.

Hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan di MAN Malang I, dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler yang bernuansa keagamaan ini ada berbagai macam kegiatan diantaranya: qiro’ah, shalawat, kajian islami, shalat dhuhur berjama’ah, shalat dhuha, pondok ramadhan dan lain-lain.

Berpijak dari hal diatas, maka skripsi ini mengkaji tentang “Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler Dalam Meningkatkan Keberhasilan Pendidikan Agama Islam di MAN Malang 1” dengan tujuan untuk mengetahui tentang pelaksanaan, usaha-usaha yang dilakukan, faktor yang menunjang dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler di MAN Malang 1.

Dari hasil penelitian dan didukung oleh beberapa kajian teori dalam penulisasn skiripsi ini, maka dapat ditari kesimpulan bahwa kegiatan ekstra kurikuler yang bernuansa keagamaan benyak memberikan dampak kualitas keberagamaan terhadap civitas sekolah. Guru dan siswa secara aktif menyelenggarakan sejumlah kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran beragama.

Dalam skripsi ini, penulis akhiri dengan beberapa kesimpulan dan saran yang ditujukan kepada pengurus dan Pembina kegiatan ekstra kurikuler keagamaan, kepala sekolah, serta guru-guru yang lain agar melalui kegiatan ekstra kurikuler keagamaan ini dapat lebih meningkatkan keberhasilan Pendidikan Agama Islam

Download file disini

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Juairiah, Siti, 2002. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di MAN Kota Blitar, Skripsi, Jurusan Pendidikan Islam, Fakultas TArbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M. Djunaidi Ghoni

Gaya kepemimpinan seorang pemimpin atau manajer biasanya dipakai sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mempelajari kesuksesan pemimpian yaitu dengan mempelajari gaya yang akan melahirkan berbagai tipe atau gaya kepemimpinan. Berdasarkan sifat dan cara-cara pemimpin atau pelaksanaannya dan mengembangkan kegiatan kepemimpinan dalam lingkungan kerja yang dipimpin: gaya kepemimpinan otokratis/ otoriter, gaya kepemmimpinan laissez-fire, dan gaya kepemimpinan demokratis.Untuk memilih gaya kepemimpinan yang akan digunakan perlu dipertimbangkan berbagai factor yang mempengaruhi: (1) factor dalam organisasi, (2) factor pimpinan manajer, (3) factor bawahan, (4) factor situasi penugasan.

Motivasi belajar merupakan satu kebutuhan dalam belajar yang sangat penting yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan belajar. Motivasi belajar ada yang berasal dari diri sendiri yang biasa disebut motivasi intrinsic, ada juga yang berasal dari luar diri yang mana munculnya membutuhkan rangsangan dari luar yang biasa disebut dengan motivasi ekstrinsik.

Penelitian ini dilakukan di MAN Kota Blitar yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan kepala madrasah terhadap motivasi belajar siswa.

Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini metode mengumpulan data yang digunakan adalah tehnik angket, interview, observasi dan dokumen. Sedangkan pengambilan sample mengunakan random sampling yaitu siswa kelas II MAN Kota Blitar yang berjumlsh 156 siswa. Uji validitas menggunakan tehnik korelasi product moment dari person. Sedangkan uji relibialitas mengunakan tehnik alpha dengan bantuan computer. Selanjutnya untuk mengetahui hasil data yang dikumpulkan di lakukan perhitungan dengan menggunakan tehnik product moment.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan (1) ada pengaruh antara gaya kepemimpinan otokrasi terhadap motivasi belajar, dengan koefisien korelasi 0.262 %. (2) ada pengaruh gaya kepemimpinan laissez-fire terhadap motivasi belajar, dengan koefisien korelasi 0.927 %. (3) ada pengaruh gaya kepemimpinan demokratis terhadap motivasi belajar, dengan koefisien korelasi 0.589 %. Sedangkan sumbangan efektif penelitian sebesar (r2 x 100 % =24 % ).

Berdasarkan data yang terkumpul dan analisis didapatkan hasil yang signifikan ( F =16.033, P< 0.005 ) artinya semakin tinggi gaya kepemimpinan maka motivasi belajar semakin baik dan sebaliknya.

Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Motivasi Belajar

Download file disini

Putusan Hakim Tentang Perkara Pembatalan Nikah

Oleh: Abdul Malik Hasan, NIM/DNI: 3222993032, Putusan Hakim Tentang Perkara Pembatalan Nikah Salah Wali Di Pengadilan Agama Tulungagung, Program Studi: Al-Akhwal Al-Syahsiyah, Jurusan: Syari’ah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Tulungagung, Pembimbing: Drs. H. Abdul Manab, Tahun 2003.


Permasalahan Penelitian: 1. Apakah yang bisa dijadikan alasan untuk melakukan pembatalan pernikahan di Pengadilan Agama Tulungagung? 2. Apakah dasar pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara pembatalan Pernikahan karena salah wali di Pengadilan Agama Tulungagung? 3. Bagaimana proses putusan hakim tentang perkara pembatalan Pernikahan karena salah wali di Pengadilan Agama Tulungagung?

Tujuan Penelitian: 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang bisa dijadikan alasan untuk melakukan pembatalan Pernikahan di Pengadilan Agama Tulungagung. 2. Untuk mengetahui dasar pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara pembatalan Pernikahan karena salah wali di Pengadilan Agama Tulungagung. 3. Untuk mengetahui proses putusan hakim tentang perkara pembatalan Pernikahan karena salah wali di Pengadilan Agama Tulungagung.

Manfaat Penelitian: 1. Kegunaan secara teoritis yaitu dapat menjadi bahan acuan dan pertimbangan bagi penelitian-penelitian lain yang senada dengan pembahasan skripsi ini. 2. Kegunaan secara praktis yaitu dapat dijadikan bahan untuk merumuskan program pembinaan dan kemasyarakatan sebelum Pernikahan berlangsung sehingga kasus salah wali tidak terulang lagi.

Prosedur Penelitian: 1. Lokasi Penelitian: Penelitian ini dilakukan di Pengadilan Agama Tulungagung. 2. Obyek Penelitian: Putusan Pengadilan Agama Tulungagung yang berkaitan dengan masalah pembatalan pernikahan karena salah wali. 3. Metode pengambilan sampel: Purpossive Sampel. 4. Populasi adalah semua Pengadilan Agama yang pernah menangai masalah kasus perkara pembatalan pernikahan karena salah wali. 5. Sampel : Pengadilan Agama Tulungagung. 6. Sumber data : a. Sumber data primer. (1) Para anggota majelis hakim Pengadilan Agama Tulungagung. (2) Panitera Pengadilan Agama Tulungagung. (3) Putusan tentang pembatalan Pernikahan karena salah wali di Pengadilan Agama Tulungagung. b. Sumber data sekunder: Buku-buku karya ilmiah yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 7. Tehnik Pengumpulan Data: a. Wawancara (interview), b. Studi dokumen. 8. Tehnik Pengolahan Data: a. Editing, b. Organizing, c. Analizing. 9. Teknik Analisis Data: a. Metode deduktif, b. Metode deskriptif.

Hasil Penelitian: Jika kita lihat putusan Pengadilan Agama Tulungagung No. 211/pdt.G/2002 dinyatakan telah sesuai dan sah menurut hukum yaitu mengenai alasan untuk melaksanakan pembatalan nikah, dasar pertimbangan hakim dalam memutus perkara pembatalan nikah karena salah wali dan proses putusan hakim yang meliputi proses pengajuan permohonan, proses pemeriksaan dan proses pembuktian sehingga Pengadilan Agama Tulungagung memutuskan mengabulkan permohonan pemohon dan membatalkan pernikahan pemohon dengan termohon yang hal itu dikuatkan oleh dalil-dalil syara’, kitab perundang-undangan yang berlaku dan didasarkan realitas-realitas yang ada serta alat-alat bukti yang diajukan oleh para pihak, maka putusan Pengadilan Agama Tulungagung sudah sesuai dan tidak menyimpang dari hukum yang berlaku.

Saran-Saran: 1. Dalam melaksanakan pernikahan bagi orang-orang Islam, pejabat KUA harus meneliti secara cermat dan efektif. Surat-surat atau bukti-bukti yang diperlukan untuk melaksanakan pernikahan, baik syarat formal ataupun syaratmateriil, dipenuhi. 2. Pengadilan agama hendaknya dapat dijadikan tempat untuk mencari keadilan bagi pihak-pihak yang merasa dirinya atau haknya ditindas oleh pihak lain. 3. Hendaknya di dalam diri setiap praktisi hukum benar-benar ditanamkan jiwa keikhlasan lahir batin dan lebih menekankan pada asas perdamaian serta menjadi agen penyadar hukum bagi masyarakat, sehingga tidak terjadi kasus seperti ini.

Download file disini

Analisis Nilai Edukatif dalam Novel Love in Pesantren Karya Shachree M. Daroini Sebagai Reformulasi Pola Interaksi Guru dan Murid di Pesantren.

Kamilah, Nisaul. Analisis Nilai Edukatif dalam Novel Love in Pesantren Karya Shachree M. Daroini Sebagai Reformulasi Pola Interaksi Guru dan Murid di Pesantren. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Malang. Marno, M. Ag



Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah santri dalam sebuah pesantren, kyai tidak bisa berdiri sendiri untuk mengayomi seluruh santri. Oleh karena itu, kyai banyak dibantu oleh para guru dalam menggerakkan roda pendidikan di tubuh pesantren. Dalam skripsi ini, penekanan lembaga pendidikan yang dimaksud adalah guru dan murid yang terlibat dalam pendidikan sekolah, dimana sekolah itu sendiri menjadi otoritas pesantren. Sehingga semua kebijakan, baik terkait anggaran, mata pelajaran, bahkan seragam dan lain-lain ditentukan oleh kebijakan pesantren sebagai pengayomnya. Pengejawantahan kitab ta’limul muta’allim yang sporadis membuat pondok pesantren menanamkan nilai-nilai sakti yang terkait dengan interaksi guru dan murid semisal; murid harus sam’an wa to’atan (mendengarkan dan taat), sendhiko dhawuh dengan satu iming-iming klasik, apalagi kalau bukan barokah. Adanya doktrin-doktrin inilah yang seringkali menjadikan murid mandek, stagnan dan tidak kritis. Mereka dituntut untuk menerima segala pengetahuan yang dicekokkan pada mereka sebagai kebenaran mutlak yang tidak bisa diganggu gugat. Guru yang seharusnya demokratis justru menjadi sosok yang bisa jadi memenggal progresifitas, memancung pluralitas, dan membunuh dialektika dan dinamika keilmuan yang senantiasa berkembang. Pada akhirnya, realitas semacam itulah yang membuat banyak pihak melontarkan kritik terhadap pola pendidikan di pesantren. Kritik tajam itu tak hanya dilisankan tapi juga melalui tulisan, dalam bentuk fiksi maupun non fiksi. Salah satu dari banyak tulisan tersebut adalah novel Love in Pesantren karya Shachree M. Daroini yang notabene alumni pondok pesantren. Banyak kritik yang kemudian lahir dari tangan-tangan kreatif yang bisa mensintesiskan antara realitas yang terjadi di lapangan dengan imajinasi sehingga membuahkan novel yang menurut penulis apik, kritis. Relevansi novel Love in Pesantren karya Shachree M. Daroini dengan realitas interaksi guru-murid yang berkembang di sekolah dalam lingkungan pesantren inilah yang membuat penulis tertarik unuk mengadakan analisis novel yang tertuang dalam judul: Analisis Nilai Edukatif dalam Novel Love in Pesantren Karya Shachree M. Daroini Sebagai Reformulasi Pola Interaksi Guru dan Murid di Pesantren.

Tujuan dilakukannya analisis ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis nilai-nilai edukatif yang terdapat dalam novel ”Love in Pesantren” serta mengetahui dan menganalisis nilai edukatif dari novel yang bisa kita terapkan sebagai reformulasi pola interaksi guru dan murid di pesantren. Penelitian yang penulis lakukan ini termsuk penelitian deskriptif kualitatif dengan metode analisis reflektif. Yakni menganalisis berdasarkan narasi kemudian direfleksikan dalam realitas yang terjadi di dunia nyata dan menggunakan teknik dokumentasi dalam pengumpulan datanya. Peneliti berfungsi sebagai instrumen penelitian karena peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian. Kegiatan yang dilakukan peneliti sehubungan dengan pengambilan data yaitu, kegiatan membaca teks novel Love in Pesantren dan peneliti bertindak sebagai pembaca yang aktif membaca, mengenali, mengidentifikasi satuan-satuan tutur yang merupakan penanda dalam satuan-satuan peristiwa yang di dalamnya terdapat gagasan-gagasan hingga menjadi sebuah keutuhan makna.

Hasil dari analisis novel ini menunjukkan bahwa nilai-nilai edukatif yang terdapat dalam novel ”Love in Pesantren” karya Shachree M. Daroini adalah: upaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, semangat melakukan ritual keagamaan, tolong menolong, menyadari keterbatasan diri, amar ma’ruf nahi munkar, sigap menghadapi masalah, pengembangan pendidikan, kemandirian, prinsip keadilan, menciptakan kondisi lingkungan yang sarat nuansa religius, menghargai perbedaan, menghargai dan menghormati sesama manusia, berfikir kritis mengenai kehidupan, mau memaafkan, mampu menerima kritik, bersikap lembut, welas asih dan ramah pada orang lain, bersikap optimis dan tidak putus asa. Sedangkan dari nilai-nilai edukatif di atas, yang bisa kita terapkan sebagai reformulasi pola interaksi guru dan murid di pesantren adalah: Upaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, menciptakan kondisi lingkungan yang sarat nuansa religius, menghargai dan menghormati sesama manusia, bersikap lembut, welas asih dan ramah pada orang lain, menghargai perbedaan, prinsip keadilan, berfikir kritis mengenai kehidupan, mampu menerima perubahan, mampu menerima kritik, dan mau memaafkan.

Oleh karena itulah, menurut hemat penulis, pesantren, sebagai lembaga yang sakral dan disakralkan, hendaknya senantiasa mengembangkan keilmuan dan tidak bersikap ekskulusif dalam bersudut pandang. Tidak mengekalkan pengkelasan serta feodalisme yang berakibat pada pengkultusan yang berlebihan. Oleh karenanya, pesantren sepatutnya senantiasa membuka diri untuk mau memahami perbedaan sudut pandang agar tidak terburu-buru memandang segala sesuatunya secara hitam-putih. Baik guru maupun murid di lingkungan pesantren, hendaknya sesegera mungkin menyadari, bahwa dunia telah mengalami kemajuan pesat. Kehidupan global menanti intelektual muslim yang menguasai teknologi dan informasi. Bukan sekedar orang-orang puritan yang gagap teknologi, membenci globalisasi dan mengurung diri tanpa mampu berbuat apa-apa untuk menjadi pioneer di era global. Jika umat muslim tetap terkungkung dalam doktrin yang mengkerdilkan, membatasi nalar kritis dan kreatifitas, mencampakkan kemajuan atas dalih moralitas dan sekulerisme, maka umat Islam takkan pernah lepas dari imperialisme Barat.

Kata Kunci: Nilai Edukatif, Reformulasi Pola Interaksi Guru dan Murid, Pesantren

Download file disini

Teori Medan Lewin Dalam Kerangka Manajemen Komunikasi Sebagai Alternatif Solusi Pemulihan Kondisi Bangsa Pasca Tragedi Bali

Dinamika kehidupan bangsa Indonesia pada tahun 2002 diwarnai dengan berbagai gejolak dalam agenda-agenda politik, keamanan dan ekonomi global, yang juga diperkirakan masih akan terus berkembang dan tidak mudah untuk diprediksikan pada tahun 2003. Perkembangan situasi konflik di berbagai daerah, masih tetap menghadirkan tantangan yang berat bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dengan ketahanan nasional yang kokoh. Sementara itu, isu terorisme telah  menjadi isu internasional yang paling menonjol sepanjang tahun 2002 disamping isu-isu penting lainnya seperti masalah tenaga kerja, lingkungan, HAM, dan liberalisasi perdagangan.
Dampak dan imbas peristiwa 11 September 2001 di New York dan Washington D.C. pada berbagai bidang kehidupan masyarakat dunia terus bergulir sepanjang tahun 2002 dan masih akan terus bergulir pada tahun 2003. Peristiwa itu sebelumnya tidak masuk hitungan atau prediksi siapapun. Namun dampaknya bagi dunia, termasuk bagi Indonesia, sungguh luar biasa. Selain masalah keamanan, aksi teror itu telah berpengaruh signifikan pada bidang ekonomi terutama perdagangan, pariwisata, dan transportasi udara. Malangnya, ketika Indonesia mulai melangkah ke luar dari dampak peristiwa itu, Indonesia dihadapkan pada tragedi bom Bali 12 Oktober 2002. Aksi peledakan bom di Bali tersebut telah membawa dampak yang luas bagi kehidupan politik, ekonomi, perdagangan, investasi, dan pariwisata Indonesia. 
Seperti telah diketahui bahwa Bali adalah pusat pariwisata dan andalan bagi pemerintah Indonesia untuk memperoleh devisa dari sektor pariwisata. Keindahan Pulau Bali merupakan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan luar negeri disamping keasrian panorama dan keanekaragaman budaya sehingga membuat nama Bali menjadi lebih dikenal daripada Indonesia itu sendiri.  Tetapi kondisi tersebut tidak berlaku lagi dengan adanya peristiwa bom Bali yang sangat merugikan  baik secara fisik maupun materi. Berbagai upaya telah diusahakan oleh pemerintah Indonesia untuk melakukan pemulihan kembali kondisi Bali seperti sebelum peristiwa bom Bali tersebut diantaranya dengan mengkampanyekan melalui media masa  baik cetak maupun elektronika yang berisikan kedamaian pasca bom Bali yang bertujuan untuk menarik minat wisatawan untuk kembali ke Indonesia.

Download file disini

Implementasi Program Akselerasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Kata Kunci: Program, Akselerasi, Percepatan Belajar, Pembelajaran, dan Pendidikan Agama Islam.

Anak berbakat memiliki kepribadian yang unik Umumnya mereka memiliki minat yang kuat terhadap berbagai bidang yang menjadi interestnya, sangat tertarik terhadap berbagai persoalan moral dan etika, sangat otonom dalam membuat keputusan dan menentukan tindakan, dipadu dengan task commitment yang tinggi. Mereka membutuhkan layanan pendidikan spesifik agar potensi keberbakatannya dapat berkembang sehingga mencapai aktualisasi diri yang optimal. Mendorong aktualisasi potensi keberbakatan anak, pada perkembangannya akan menjadi salah satu pilar kekuatan bangsa dalam pertarungan dan persaingan antar bangsa-bangsa di era global. Tanpa pelayanan  pendidikan yang relevan, anak berbakat akan menjadi kelompok marjinal yang gagal memberikan sumbangan signifikan bagi kemajuan bangsa ini. Jika hal itu dibiarkan terus berlangsung maka sesungguhnya kita telah melakukan “penganiayaan” dan menyia-nyiakan anugerah Ilahi yang amat besar.
Salah satu bentuk pelayanan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa adalah melalui program akselerasi (percepatan belajar). Dengan kata lain program untuk mempercepat masa studi bagi peserta didik yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi. Yang berhak untuk mendapat perhatian khusus agar dipacu perkembangan prestasi dan bakatnya. Misalnya SD diselesaikan dalam 4 tahun, SMP dalam 2 tahun begitu juga dengan tingkat SMA.
Pendidikan agama adalah salah satu pendidikan yang mempunyai fokus untuk lebih memberikan nilai-nilai dan norma-norma yang memberi arah, arti dan tujuan hidup manusia. Dicantumkannya pendidikan Agama dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam Bab VI pasal 15 yang berbunyi: “jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaa, dan khusus”. Hal ini merupakan suatu kebijakan politik pemerintah yang sekaligus memberikan rambu-rambu kepada pengelola dan pelaksana pendidikan Agama  yaitu untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki implikasi moral dan etika yang tinggi.
Oleh karena itu, menjadi penting Pendidikan Agama Islam bagi anak yang memiliki kecerdasan dan bakat tinggi. Sebagai proses penanaman nilai-nilai Islam kepada siswa. Sehingga tidak hanya menjadi siswa yang pintar, tapi juga siswa yang bermartabat dan bermoral. Yaitu memiliki keseimbangan antara kecerdasan intelektual, emosi, sosial dan spiritual. Berangkat dari latar belakang inilah, kemudian dalam penelitian ini diambil rumusan masalah: (1) Bagaimana Implementasi Program Akselerasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 3 Malang; dan (2) Apa Saja Faktor Pendukung Dan Penghambat Implementasi Program Akselerasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 3 Malang.
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk Mengetahui Implementasi Program Akselerasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 3 Malang; dan (2) Untuk Mengetahui Apa Saja Faktor Pendukung Dan Penghambat Implementasi Program Akselerasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 3 Malang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan berparadigma Deskriptif-Kualitatif. Yaitu berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dan jenis penelitiannya adalah menggunakan teknik analisis Deskriptif (non statistik), yang dilakukan dengan menggambarkan data yang diperoleh dengan kata-kata atau kalimat yang dipisahkan untuk kategori untuk memperoleh kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pada dasarnya, secara umum pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas akselerasi SMA negeri 3 Malang adalah tidak jauh berbeda dengan pelaksanan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas reguler. Meliputi: sistem  pembelajaran, dan sistem evaluasinya. Demikian pula halnya dengan kegiatan-kegiatan di luar kelas, seperti kegiatan ekstrakurikuler. Hanya saja yang membedakannya dengan kelas reguler bahwa kelas  akselerasi diperuntukkan bagi anak-anak yang luar biasa cerdas dan memiliki keunggulan dalam kecepatan berfikir. Dengan kurikulum yang dikembangkan (secara berdiferensiasi) disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa berbakat. Yaitu waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan pendidikan program akselerasi lebih cepat dari pada program reguler pada umumnya.
         Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas akselerasi, ada Beberapa faktor yang mempengaruhi. Baik faktor pendukung maupun faktor penghambat. Salah satu faktor pendukung tersebut -disamping pihak sekolah- yang diharapkan mampu menyelenggarakan program akselerasi khususnya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) ini secara efektif dan efisien, dukungan positif dan partisipasi aktif pihak orang tua dan masyarakat serta pemerintah juga diperlukan. Sedangkan beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas akselerasi, diantaranya seperti: minimnya standar kompetensi guru, metode pembelajaran yang kurang variatif, dan alokasi waktu yang sedikit untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Pada kenyataannya, yang demikian itu memang sudah menjadi polemik nasional yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di tanah air. Terlepas dari itu semua, permasalahan yang berhubungan dengan siswa akselerasi dalam pelaksanaannya di SMA Negeri 3 Malang tidak menjadi suatu problem yang berarti.
 
Download file disini

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DENGAN KEBERHASILAN BELAJAR SISWA KELAS III DI MTS.N GRABAG KABUPATEN MAGELANG

Nur Alamsiyah (NIM. 3199102). Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Profesionalisme Guru dengan Keberhasilan Belajar Siswa Kelas III di MTs.N Grabag Kabupaten Magelang. Skripsi. Semarang : Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo, 2004.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Tingkat persepsi siswa tentang profesionalisme guru di MTs.N Grabag, (2) Tingkat keberhasilan belajar siswa di MTs.N Grabag, (3) Hubungan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru dengan keberhasilan belajar siswa di MTs.N Grabag Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan teknik korelasi. Subyek sebanyak 58 responden, menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen kousioner untuk memperoleh data (X) atau profesionalisme guru, dan informasi dokumenter untuk memperoleh data (Y)
atau nilai raport.

Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi dan korelasi (Analisis Regresi Satu Prediktor dengan Skor Deviasi). Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa :
1. Tingkat persepsi siswa tentang profesionalisme guru di MTs.N Grabag termasuk dalam kategori cukup dengan rata-rata sebesar 83,93.
2. Tingkat keberhasilan belajar siswa di MTs.N Grabag termasuk dalam kategori baik dengan rata-rata sebesar 112,38.
3. Ada hubungan yang positif atau signifikan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru dengan keberhasilan belajar siswa di MTs.N Grabag Kabupaten Magelang. Hal ini ditunjukkan oleh nilai F hitung : 8,335 yang lebih besar daripada F tabel untuk taraf signifikan 5 % (4,02) dan taraf signifikan 1 % (7,12).

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi semua pihak terutama yang berada di MTs.N Grabag, baik bagi Kepala Sekolah, tenaga pengajar (guru), para staf dan semua siswa MTs.N Grabag. Diharapkan kepada para guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru benar-benar profesional atau dilakukan secara benar agar senantiasa dapat meningkatkan motivasi belajar siswa secara lebih baik lagi.

Download file disini

Penggunaan Metode Kuis Tim Untuk Meningkatkan Tanggungjawab Siswa Dalam Kelompok Belajar


Abstrak: Beberapa masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru di sekolah beraneka ragam,antara lain adalah masalah menurunnya tanggung jawab siswa dalam penyelesaian tugas-tugasnya dalam belajar. Menyikapi hal ini tentu memerlukan upaya yang serius untuk mengatasi masalah ini dengan segera. Untuk memecahkan masalah menurunnya tanggungjawab siswa ini harus menggunakan strategi atau metode dan pendekatan  tertentu.Metode yang dipandang sangat tepat,salah satunya adalah metode pembelajaran aktif kuis tim.Dengan metode kuis tim diharapkan dapat meningkatan tanggungjawab siswa dalam kelompok belajar.


Abstraction: Some problem of study faced by teacher school all kinds of, for example downhill problem student responsibility in solving of its dutys in learning. this Matter attitude of course need serious effort to overcome this problem immediately. For to downhill solving problem this student responsibility have to use method or strategy and special approach. looked into method very precise, its [of] him [is] active study method [of] team quiz. With team quiz method expected can improve student responsibility in group learn.

Key Word: Active study quiz team, Student responsibilty, Group learn. 

Download file here

Manusia Modern Di Simpang Jalan

Judul Buku       : Cinta dan Keterasingan
Penulis              : Khoirul Rosyadi
Penerbit            : LKiS-Yogyakarta
Tahun Terbit     : 2000
Tebal                : 123 Halaman

  
            Problematika kehidupan yang “menganga” di sepanjang sudut-sudut “gang” kehidupan manusia modern, yang sering dilontarkan oleh para pemerhati sosial dan agamawan, adalah krisis  spiritual, iman dan cinta. Krisis demikian  terjadi bukan karena horizon spiritual, iman dan cinta itu tidak ada melainkan karena manusia modern -dalam istilah filsafat perennial- “hidup di pinggir lingkaran eksistensi”. Manusia modern hanya melihat segala sesuatu dari sudut pandang pingggiran eksistensinya  tidak pada “pusat spiritualitas dirinya”, sehingga mengakibatkan ia lupa siapa dirinya.
            Demikian kira-kira manusia modern yang dilukiskan dalam buku ini yang  menggambarkan secara filosofis “keterasingan” dan “krisis kemanusiaan” di era modern, dengan menampilkan obat alternatif berupa “Cinta” dari berbagai seginya. 
            Manusia modern adalah pribadi yang sepenuhnya dan secara absolut terasing.. Ia sudah menjadi masyarakat teknokratik dan industrialistik yang cenderung bergerak dari warga negara yang takterkordinir pada kesadaran individu. Manusia modern dengan mudah dapat diredusir menjadi unit-unit matematik yang dengan mudah dapat diukur melalui angka-angka, kepribadiannya dapat diungkapkan dalam kartu identitas (punched card). Manusia modern tidak lagi mengalami dirinya sendiri sebagai pusat dunianya dan pencipta aktivitas-aktivitasnya sendiri - tetapi semua tindakan dan dampaknya menjadi majikannya, yang ia taati dan bahkan ia sembah.

Download file disini

Manusia Modern Di Simpang Jalan

Judul Buku       : Cinta dan Keterasingan
Penulis              : Khoirul Rosyadi
Penerbit            : LKiS-Yogyakarta
Tahun Terbit     : 2000
Tebal                : 123 Halaman

            Problematika kehidupan yang “menganga” di sepanjang sudut-sudut “gang” kehidupan manusia modern, yang sering dilontarkan oleh para pemerhati sosial dan agamawan, adalah krisis  spiritual, iman dan cinta. Krisis demikian  terjadi bukan karena horizon spiritual, iman dan cinta itu tidak ada melainkan karena manusia modern -dalam istilah filsafat perennial- “hidup di pinggir lingkaran eksistensi”. Manusia modern hanya melihat segala sesuatu dari sudut pandang pingggiran eksistensinya  tidak pada “pusat spiritualitas dirinya”, sehingga mengakibatkan ia lupa siapa dirinya.
            Demikian kira-kira manusia modern yang dilukiskan dalam buku ini yang  menggambarkan secara filosofis “keterasingan” dan “krisis kemanusiaan” di era modern, dengan menampilkan obat alternatif berupa “Cinta” dari berbagai seginya. 
            Manusia modern adalah pribadi yang sepenuhnya dan secara absolut terasing.. Ia sudah menjadi masyarakat teknokratik dan industrialistik yang cenderung bergerak dari warga negara yang takterkordinir pada kesadaran individu. Manusia modern dengan mudah dapat diredusir menjadi unit-unit matematik yang dengan mudah dapat diukur melalui angka-angka, kepribadiannya dapat diungkapkan dalam kartu identitas (punched card). Manusia modern tidak lagi mengalami dirinya sendiri sebagai pusat dunianya dan pencipta aktivitas-aktivitasnya sendiri - tetapi semua tindakan dan dampaknya menjadi majikannya, yang ia taati dan bahkan ia sembah.

Download file disini

Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Pribadi Muslim

Manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini perlu menempatkan diri sepanjang fitrahnya. Al-Qur’an adalah sumber pemberi arah, bagaimana seorang muslim memilih metode geraknya sesuai dengan kehendak Allah SWT. Dia lebih mengetahui, apa yang baik diperlukan manusia untuk memenuhi hasratnya, yaitu keselamatan dan kesejahteraan hidupnya didunia dan akhirat. Untuk mencapai itu, Allah SWT menurunkan perintah dan larangan dalam berbagai bentuk bagi manusia yang dinukilkan didalam Al-Qur’an dengan tersurat dan tersirat. Semua bentuk larangan dan perintah diukur sedemikian rupa, sehingga seluruhnya sesuai dengan daya kemampuan manusia itu sendiri.
            Pendidikan Agama Islam sejak awal merupakan salah satu usaha untuk menumbuhkan dan memantapkan kecenderungan tauhid yang telah menjadi fitrah manusia. Agama menjadi petunjuk dan penuntun kearah yang benar.
            Oleh karena kepribadian manusia meliputi tiga aspek, yaitu aspek jasmaniyah, kejiwaan dan kerohanian, akan dapat menjadi sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia bila dilandasi dengan dasar agama. Karena itu, pendidikan agama sangat berperan dalam membentuk kepribadian seseorang, terutama kepribadian muslim Lebih-lebih pendidikan agama itu diberikan secara intensif dan kentinew. Karena pada dasarnya memiliki kepribadian yang baik adalah dambaan semua orang. Karena dengan itu, ia akan dihormati, disegani dan dicintai oleh orang di sekitarnya.
Berdasarkan pernyataan diatas, penulis merasa tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Pribadi Muslim Siswa SMP Lab Universitas Negeri Malang”, dalam hal ini rumusan masalahnya adalah: 1). Bagaimana pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMP Lab Universitas Negeri Malang. 2). Bagaimana Perilaku siswa. 3). Bagaimana peranan Pendidikan Agama Islam dalam membentuk kepribadian muslim siswa. Dan bertujuan untuk:1). Mengetahui pelaksanaan pendidikan agama islam. 2). Mengetahui kepribaian muslim siswa.
Penulis Menggunakan pendekatan teoritis yang disajikan dalam bab pertama dan kedua, yang masing-masing membahas pendahuluan dan tinjauan teoritis, sedangkan dalam analisa data ada dalam bab ketiga. Dalam pemabahasan ini penulis mengganakan metode interviuw, observasi, angket dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian penulis menemukan bahwa pelaksanaan Pendidikan Agama Islam sudah cukup baik terbukti sudah mengikuti prosedur-prosedur yang dipergunakan dalam melangsungkan proses belajar mengajar. Sedangkan mengenai kepribadian muslim yang dimiliki oleh siswa banyak variabel kearah yang baik, sehingga dapat dikatakan cukup. Dari sini maka Pendidikan Agama Islam berperan penting dalam membentuk kepribadian siswa di SMP lab Universitas Negeri Malang.

Download file disini

Akar Pemikiran Teologis Aswaja

Judul                : Al-Ushul al-Fikriyyah li Mazhab Ahl as-Sunnah
Penulis              : DR. Abdul Lathif Muhammad al ‘Abd
Penerbit            : Dar an-Nahdhah al-‘Arabyiyah (tt.)
Tebal                : 161 halaman
Peresensi          : M. Zainuddin
__________________________________________________________________________
           
            Kitab yang berjudul Al-Ushul al-Fikriyyah li Mazhab Ahl as-Sunnah ini berisi ushul (pokok bahasan penting) tentang pemikiran dasar Ahl as-Sunnah wa ‘l-Jama’ah (selanjutnya disingkat ASWAJA).
            Ada dua pembahasan penting dalam karya ini: pertama tentang prinsip-prinsip ajaran ASWAJA; dan yang kedua tentang sikap ASWAJA terhadap sebagian mutakallimin yang dianggap memiliki pemikiran menyimpang.
            Menurut penulis kitab ini, golongan ASWAJA adalah golongan yang meyakini keesaan Allah dan menyepakati prinsip-prinsip kebenaran agama yag bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits yang terdiri dari para fuqaha’, qurra’ ahli Hadis dan para mutakallimin (h. 22-24).
           Mengutip pendapat Al-Baghdadi dalam karyanya, Al-Farq Bain al-Firaq, penulis kitab ini menyebutkan 8 (delapan) kriteria yang dianggap sebagai kelompok ASWAJA, antara lain: 1.Kelompok yang menguasai persoalan-persoalan teologi, imamah, ijtihad dan sebagainya, kelompok yang meyakini sifat-sifat Tuhan, bukan kelompok Ahl al-bid’ah seperti Rafidhah, Khawarij, Jahmiyah dan semua aliran sesat lainnya; 2. Para imam fiqh dari kelompok Ahl ar-Ra’y dan Ahl al-Hadits yang mempercayai sifat-sifat Allah yang azali, bukan kelompok Qadariyah dan Mu’tazilah; 3. Kelompok yang memakai sumber akhbar dan sunnah ma’tsurah dari nabi yang memahami persoalan-persoalan al-Jarh wa at Ta’dil.
            Meski sebuah karya ringkasan --sebagaimana penuturan penulisnya--  kitab ini ternyata berisi berbagai persoalan: mulai dari persoalan teologi sampai pesoalan ijtihad.
            Pandangan ASWAJA yang elementer adalah soal sifat Tuhan. Menurut ASWAJA, Tuhan memiliki sifat-sifat azali dan abadi, seperti al-hayah, al-ilm, al-qudrah, al-iradah, as-sam’u, al-bashr, dan al-kalam. ASWAJA menolak pendapat kaum Rafidhah yang berpendapat bahwa sifat-sifat Tuhan adalah baru. Demikian juga menolak pendapat Mu’tazilah yang menafikan sifat-sifat Tuhan. .Menurut ASWAJA, sifat hidup (al-hayah) Tuhan berbeda dengan hidup manusia atau makhluk lain. Hidup Tuhan adalah tanpa ruh, karena ruh adalah makhluk. Dan hidup (al-hayah) bagi makhluk adalah hidup seperti layaknya manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan yang berkembang biak (h. 45-46). Oleh sebab itu ASWAJA menolak anggapan kaum Kristiani tentang qadimnya (Tuhan) anak dan ruh Qudus di sisi Tuhan (Allah).

Download file disini

DEMOKRATISASI PENDIDIKAN ISLAM

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) konsep dasar demokrasi (2)
konsep demokratisasi pendidikan Islam menurut Abdul Munir Mulkhan (3)
relevansi demokratisasi pendidikan Islam menurut Abdul Munir Mulkhan
terhadap tujuan pendidikan Islam.
Penelitian ini menggunakan metode riset kepustakaan (Library Research).
Kemudian data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode induktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya prinsip demokrasi itu
memberi hak semua orang untuk mengambil keputusan dan juga demokrasi
memandang semua orang mempunyai posisi yang setara. Oleh karena itu dalam
demokrasi harus ada yang namanya kebebasan, harus ada penghormatan akan
martabat orang lain, harus ada persamaan dan juga harus dapat menjamin
tegaknya keadilan.
Atas dasar konsep demokrasi tersebut, Abdul Munir Mulkhan berusaha
untuk menghadirkan konsep pendidikan Islam yang demokratis dalam rangka
menjembatani permasalahan-permasalahan yang ada. Selama ini pendidikan Islam
di anggap tidak demokratis, karena hanya sekedar transfer of knowledge atau
transfer of value. Sehingga murid hanya sekedar menerima nilai-nilai yang sudah
ada tanpa bisa berpikir kritis dalam mengembangkan dirinya. Untuk itu,
pendidikan Islam yang demokratis haruslah pendidikan yang bisa memberikan
kesempatan kepada semua siswa untuk terlibat langsung dalam mengembangkan
kemampuannya, sehingga bisa menjadi manusia yang kritis dan kreatif.
Selain itu pendidikan Islam juga harus dapat memberi peluang kepada
semua orang di semua zaman untuk dapat membaca, memahami, menafsirkan Alqur’an
diatas dasar prinsip keterbatasan dan kemampuan manusia. Karena pada
Al-qur’an diturunkan dimuka bumi ini adalah untuk semua orang di semua zaman.
Oleh karena itu Al -qur’an sebagai pedoman dan petunjuk perlu dan pasti
dipahami dalam kapasitas dan keterbatasan manusia. Sehingga akan menjadikan
umat Islam kaya akan ilmu pengetahuan dan juga terhindar dari pengertian
dikotomik serta dapat bersaing dengan negara maju.

Download file disini

Ajaran Jihad Menurut Islam Dan Implikasinya Terhadap Guru Pai

Jihad merupakan istilah dan ajaran yang tidak asing di dalam
kehidupan
. Apalagi jika ia dikaitkan dengan konteks kehidupan luas,
mencakup banyak makna sejauh kesepakatan suatu kelompok yang
menyepakatinya, baik di kalangan media massa maupun media cetak dan
elektronik. Di Indonesia, sejak berlangsungnya kasus Bom Bali juga kasus
Azhari
, istilah jihad menjadi marak kembali sehingga sering dikutip berbagai
media, untuk memberi konteks pada munculnya gerakan-gerakan perlawanan
yang dilakukan oleh sebagian kelompok kegamaan terhadap lainnya secara
tidak adil.1 Media massa tidak jarang memberikan ulasan munculnya berbagai
aksi pengeboman di berbagai tempat di Indonesia, sebagai bentuk perlawanan
kelompok Islam terhadap lainnya. Dalam pada itu tak jarang, ajaran jihad
dipahami secara sederhana sebagai bentuk perang suci atas nama agama untuk
memerangi kezhaliman di muka bumi.

Istilah jihad dalam mainstreem umat Islam seringkali dipahami dengan
dua pengertian
. Pertama, dalam pengertian etimologis bahasa Arab. Kedua,
dalam pengertian teologis, yakni jihad dalam konsep hukum Islam, baik
didasarkan al-Qur’an, al-sunnah, atau pun ijma’ para ulama. Namun,
betapapun dua pengertian di atas dibedakan, tetap saja pengertian jihad tidak
dipahami dalam posisi yang benar, karena konsep jihad yang dibangun tidak
jarang didasarkan pada dua pengertian sekaligus, baik bahasa maupun teologi.

Download file disini

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Jerman Siswa Kelas XI Bahasa Sma Negeri 3 Sidoarjo Dengan Menggunakan Role Play

Ernesta Dwi Winasis Pujiastuti.

Abstract: Being afraid of speaking foreign languages often happened everywhere with many different reason. This obstacle causes the purpose of learning far from the target. The purpose of the study is to describe how Role Play can improve the student’s speaking ability in German. This study involved all of the students, 17 students,  in second year of class of language program. The data using analyzed descriptively using mean score. The findings reveal that teaching-learning German process using role play can arouse the students’ interest and make them produce a lot of sentences.  It is suggested to the language teachers to apply this technique in their class
Kata kunci: Bahasa Jerman, Berbicara, Role Play

Bahasa Jerman merupakan mata pelajaran yang baru dikenal sejak di bangku siswa SMA di kelas X program Inti dengan durasi waktu 2 x 45 menit setiap minggu. Sedangkan di kelas XI dan XII hanya program bahasa yang mendapat penambahan jam mengajar yakni 4 x 45 menit. Siswa-siswa yang masuk ke kelas bahasa mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, hanya tiga dari 17 siswa memilih kelas program Bahasa sebagai pilihan pertama, dua orang sebagai pilihan kedua sedangkan lainnya karena tidak lulus kriteria penetapan penjurusan baik IPA maupun IPS.

Download file disini

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Jerman Siswa Kelas XI Bahasa Dengan Menggunakan Role Play

Ernesta Dwi Winasis Pujiastuti.
Abstract: Being afraid of speaking foreign languages often happened everywhere with many different reason. This obstacle causes the purpose of learning far from the target. The purpose of the study is to describe how Role Play can improve the student’s speaking ability in German. This study involved all of the students, 17 students,  in second year of class of language program. The data using analyzed descriptively using mean score. The findings reveal that teaching-learning German process using role play can arouse the students’ interest and make them produce a lot of sentences.  It is suggested to the language teachers to apply this technique in their class.    

Kata kunci: Bahasa Jerman, Berbicara, Role Play


Bahasa Jerman merupakan mata pelajaran yang baru dikenal sejak di bangku siswa SMA di kelas X program Inti dengan durasi waktu 2 x 45 menit setiap minggu. Sedangkan di kelas XI dan XII hanya program bahasa yang mendapat penambahan jam mengajar yakni 4 x 45 menit. Siswa-siswa yang masuk ke kelas bahasa mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, hanya tiga dari 17 siswa memilih kelas program Bahasa sebagai pilihan pertama, dua orang sebagai pilihan kedua sedangkan lainnya karena tidak lulus kriteria penetapan penjurusan baik IPA maupun IPS.

Download file disini 

Peranan Perkawinan Dalam Pendidikan Anak Menurut Perspektif Islam

Oleh: Titik Nurhidayati, NIM: 321973121/2958, Peranan Perkawinan Dalam Pendidikan Anak Menurut Perspektif Islam, Program Studi: Pendidikan Agama Islam, Jurusan: Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Tulungagung, Pembimbing: Drs. H. Muhadi Latief, M.Ag., Tahun 2001.
Permasalahan Penelitian: 1. Bagaimana peranan perkawinan dalam pendidikan contoh dan keteladanan orang tua? 2. Bagaimana peranan perkawinan dalam pendidikan keimanan anak? 3. Bagaimana peranan perkawinan dalam pendidikan ibadah anak?   4.  Bagaimana  peranan  perkawinan  dalam pendidikan akhlak anak? 5. Bagaimana peranan perkawinan dalam pendidikan kemasyarakatan anak? 6. Bagaimana peranan perkawinan dalam pendidikan jasmani dan kesehatan anak?
Tujuan Penelitian: 1. Untuk mengetahui peranan perkawinan dalam pendidikan contoh dan keteladanan orang tua. 2. Untuk mengetahui peranan perkawinan dalam pendidikan keimanan anak. 3. Untuk mengetahui peranan perkawinan dalam pendidikan ibadah anak. 4. Untuk mengetahui peranan perkawinan dalam pendidikan akhlak anak. 5. Untuk mengetahui peranan perkawinan dalam pendidikan kemasyarakatan anak. 6. Untuk mengetahui peranan perkawinan dalam pendidikan jasmani dan kesehatan anak.
Kegunaan Penelitian: 1. Hasil penelitian ini akan berguna sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi masyarakat mengenai besarnya peranan perkawinan dalam ikut membina pendidikan bagi anak supaya menjadi sosok yang mempunyai nilai tambah, baik dari segi keteladanan, keimanan, ibadah, akhlak, kemasyarakatan, maupun dari segi jasmani dan kesehatan. 2. Berguna bagi penulis untuk menambah wawasan tentang pembuatan karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Tulungagung, serta untuk menambah wawasan tentang perkawinan dan cara-cara mendidik anak kelak bila sudah berkeluarga. 3. Untuk menambah koleksi buku di perpustakaan.
Metode Penelitian: 1. Jenis penelitian: studi kepustakaan. 2. Subyek penelitian: sumber yang digunakan atau informasi yang meliputi keseluruhan pembahasan dari permasalahan perkawinan, pendidikan anak-anak, serta peranan perkawinan dalam pendidikan anak menurut perspektif Islam. 3. Metode pengumpulan data: a. Library research, b. Metode dokumentasi. 4. Teknik analisa data: Teknik analisa data kualitatif, a. Metode induktif. b. Metode deduktif. c. Metode komparasi.

Hasil penelitian: 1. Peranan perkawinan dalam pendidikan contoh dan keteladanan orang tua: Ayah dan ibu memberi contoh dan teladan yang baik kepada anak-anaknya agar berkembang ke arah kedewasaan, sebab apabila kelakuan mereka tidak sesuai dengan nasehat-nasehat yang diberikan, maka anak-anak tidak akan mau melaksanakan. 2. Peranan perkawinan dalam pendidikan keimanan anak: Ayah dan ibu mengajarkan dasar-dasar agama kepada anak-anaknya dengan cara memantapkan rukun iman yang enam. 3. Peranan perkawinan dalam pendidikan ibadah anak: Ayah dan ibu memberikan perlengkapan shalat kepada anak-anaknya yang suka menirukan shalat agar mereka gembira. 4. Peranan perkawinan dalam pendidikan akhlak anak: Ayah dan ibu mendidik anak-anaknya ke arah akhlak yang baik serta mencegah pergaulan dengan teman-teman yang jahat. 5. Peranan perkawinan dalam pendidikan kemasyarakatan anak: Ayah dan ibu membiasakan anak-anaknya untuk hidup saling tolong-menolong, bersikap ramah-tamah, toleransi, bisa mengendalikan diri, serta pandai menyesuaikan diri dengan anggota keluarga. 6. Peranan perkawinan dalam pendidikan jasmani dan kesehatan anak: Ayah dan ibu membantu pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya dari segi jasmani (misalnya senam) juga dari segi kesehatan (misalnya pengetahuan tentang makanan sehat, menjaga kebersihan badan, kebersihan gigi, mandi, mencuci tangan sebelum makan, memotong kuku, buang air di tempat yang sudah disediakan, dan sebagainya).
Download file disini

MENINGKATKAN KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA (KEM) DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLOS SISWA KELAS XI IPA

Abstract : The aim of Classroom Action Research is for increasing rapidity effectiveness in students Indonesian reading by using the klos method. The setting is in SMAN 3 Sidoarjo at XI Science 2 class with 40 students in it. The methods of the research are about: before action, then the action consists of 3 cycles. The research uses analysing way that is used for qualitative data that can be got from the result of teacher and students observation during the teaching and learning process in the classroom, and quantitative analysing that is used for the result of the speed effectivity of reading test. The result of data analysing indicates that the teaching and learning activity of speed reading with klos method can increase students speed effectivity of reading

Key words: Indonesian language,  speed effectivity of reading, and klos method


Peneliti berusaha mengungkap kecepatan efektif membaca ( KEM ) siswa, karena peneliti sangat prihatin dengan KEM siswa di negara kita. Kalau di negara-negara maju seperti Amerika, seorang setara SMA di negara kita (Senior High School) dalam keadaan normal sudah memiliki kecepatan membaca minimal kurang lebih 250 kata permenit, dengan pemahaman isi bacaan minimal 70 %. Jika dihitung kecepatan efektif membacanya (KEM) = 250 kpm x 70 % = 175 kpm. (Harjasujana,200:88). Kalau di Amerika siswa setingkat SMA memiliki KEM terendah ± 175 kpm, maka   di Indonesia   masih   tidak   sedikit   siswa  SMA  KEM  tertinggi  ±  175 kpm.   Dari pengalaman  peneliti  membelajarkan  siswa  kelas  XI IPA 2 SMA Negeri 3 Sidoarjo, ternyata hal tersebut di atas juga terjadi. Dengan KEM ± 175 kpm, lalu  bagaimana  bisa menguasai  Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang diharapkan melalui berbagai media cetak dalam waktu yang relatif singkat.

Download file disini

, Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa TK dalam Pembelajaran Kemampuan Berbahasa melalui Penerapan Media Gambar

Kata Kunci : Pembelajaran Kemampuan Berbahasa, Media Gambar.

Pembelajaran kemampuan berbahasa di TK semestinya ditekankan pada suasana pembelajaran yang lebih memungkinkan siswa terlibat secara aktif dan menyenangkan, sementara itu yang terjadi di TK tidak jarang aktivitas pembelajaran masih mengadopsi pola-pola lama pembelajaran di sekolah-sekolah dasar. Siswa cenderung pasif. Untuk itu perlu adanya perubahan ke arah pembelajaran yang memberikan kesempatan atau peluang kepada siswa untuk lebih aktif, berminat dan menyenangkan. Cara tersebut di tempuh dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media gambar.
Penelitian ini bertujuan menggambarkan pembelajaran membaca permulaan dengan media gambar secara klasikal maupun secara kelompok dan dalam proses terjadi peningkatan kemampuan membaca siswa. Untuk mencapai tujuan itu dilakukan penelitian tindakan kelas, peneliti dibantu guru kelompok B dan 23 siswa TK Negeri Pembina Kecamatan Sedati. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan metode kualitatif, pengamatan / observasi dan dibantu alat perekam berupa kamera dan handycam. Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus tindakan. Siklus pertama di titik beratkan pada peningkatan partisipasi dan kemampuan membaca dalam permainan mencocokkan kartu kata dengan gambar dan siklus kedua pada peningkatan membaca. Setiap siklus terdiri atas tahapan : persiapan, tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis dan refleksi.
          Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran membaca permulaan dengan media gambar secara klasikal siswa yang pemalu cenderung pasif sehingga ketika guru memberi tugas siswa untuk mencocok kartu kata dengan gambar siswa tidak mau dan perhatian sebagian siswa kurang terfokus dalam pembelajaran ini dan kemampuan membacanya masih didominasi oleh siswa-siswa yang aktif. Dengan pembelajaran kemampuan membaca dengan media gambar secara kelompok siswa diajak untuk melakuakn permainan mencocokkan kartu kata dengan gambar dengan teman sendiri dan guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Kreativitas siswa, rasa malu siswa dapat diatasi dan kemampuan membaca siswa meningkat serta suasana pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan.
Download disini

Meningkatkan Ketahanan Pribadi Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 2 Sedati dalam Belajar Matematika melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan ketahanan pribadi siswa kelas VII-A SMP Negeri 2 Sedati dalam belajar matematika melalui pembelajaran  kooperatif tipe STAD.
     Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Dari masing-masing siklus digunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan senantiasa meningkatkan kualitas pelaksanaan belajar kelompok.
     Setelah penelitian berlangsung selama tiga siklus dapat disimpulkan bahwa : (1) Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan ketahanan pribadi siswa SMP Negeri 2 Sedati dalam belajar matematika, (2) ketahanan pribadi siswa meningkat dengan indikator 63% siswa berani bertanya, 60% siswa berani berpendapat, 83% siswa berani memulai pekerjaan dan kebiasaan mencontoh kuis pekerjaan teman baru turun 37%.
    
Kata-kata Kunci : Ketahanan Pribadi,  Matematika, Pembelajaran 
                              Kooperatif tipe STAD

Download file disini

Zakat Profesi dan Pajak


Konsep tentang sistem perekonomian yang ditawarkan saat ini seperti sosialis, kapitalis, mixed economy dan konsep islam. Indonesia yang menganut sistem mixed economy mungkin sudah saatnya untuk melihat dan mempraktekan sistem ekonomi islam. Walau pun Indonesia itu terdiri dari unsur agama yang lain, akan tetapi islam adalah rahmatan lil alamin.
            Nur cholisd Majid “muda” pernah menyatakan. Sementara barangkali kita tidak bisa berbicara tentang suatu sistem ekonomi dalam isam yang sebanding dari segi penjabaran intelektualnya dengan berbagai sistem ekonomi yang ada. Namun jelas mustahil bahwa Islam (Al-Qur’an) tidak membicarakan sesuatu yang berkenaan dengan ekkonomi, mengingat pentingnya aspek ekonomi bagi kehidupan manusia. Tujuan dari suatu sistem ekonomi adalah untuk mensejahterakan masyarakatnya, dimana kesejahteraan ini hanya dapat dicapai melalui keadilan sosial. Cita-cita atau suatu pengharapan ini sangat jelas diuraikan dalam Al-qur’an.
            Konsep keadilan sosial untuk mencapai kesejahteraan masyarakat sangat tepat. Al qur’an dan hadist pun banyak menyinggung akan hal ini. Salah satunya adalah mengenai zakat.
            Manusia terlahir sebagai makhluk sosial tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Zakat merupakan konsep sosial ekonomi yang terdapat di dalam Al qur’an. Zakat itu sendiri tidak semata-mata pemberian si kaya terhadap si miskin akan tetapi didalamnya terkandung suatu kewajiban atas mustahik (orang yang memberi zakat) kepada yang berhak menerimanya, dengan dilandasi oleh iman

Download file ada disini

Urgensi Kemampuan Siswa Membaca Al-Qur’an dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam di SMP

Winarni. Urgensi Kemampuan Siswa Membaca Al-Qur’an dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 13 Malang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Mohammad Asrori Alfa, M.Ag.


Kemampuan membaca al-Qur’an khususnya bagi siswa yang ada di sekolah umum (SMP) sangat penting sekali dalam meningkatkan prestasi belajar bidang studi pendidikan agama Islam. Dikatakan penting karena al-Qur’an sebagai salah satu ruang lingkup pendidikan agama Islam menjadi dasar pokok dari materi pendidikan agama Islam. Berangkat dari permasalahan tersebut, maka yang menjadi masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan dan urgensi siswa dalam membaca al-Qur’an di SMP Negeri 13 Malang, untuk dapatnya meningkatkan prestasi balajar pendidikan agama Islam. 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an di SMP Negeri 13 Malang untuk mengetahui urgensi kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an dalam rangka meningkatkan prestasi balajar pendidikan agama Islam di SMP Negeri 13 Malang.

Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode observasi, angket, interview, dan dokumentasi. Sedangkan untuk menganalisisnya, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif terhadap data hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dan untuk data yang diperoleh melalui angket, penulis menggunakan teknik analisa deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis prosentase.

Dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata kemampuan siswa SMP Negeri 13 Malang dalam membaca al-Qur’an sudah cukup baik (75%). Sebagaimana dalam data angket, bahwa siswa yang mampu membaca al-Qur’an sebanyak 56 atau 58%, siswa yang sangat mampu membaca al-Qur’an sebanyak 6 atau 6%, dan siswa yang kurang mampu membaca al-Qur’an sebanyak 35 atau 36%. Kemampuan yang dimiliki siswa dalam membaca al-Qur’an tersebut sekaligus sebagai alat yang sangat urgen khususnya dalam meningkatkan prestasi belajar mereka. Hal tersebut sesuai dengan data angket menunjukkan bahwa siswa yang menjawab suka dengan pelajaran Pendidikan Agama Islam sebanyak 54 atau 55%, yang menjawab sangat suka sebanyak 19 atau 20% siswa, dan yang menjawab biasa saja sebanyak 24 atau 25% siswa.  Sehingga pengaruh sikap siswa yang demikian itu, juga berdampak positif pada nilai materi pendidikan agama Islam yang non al-Qur’an. Dengan demikian diharapkan siswa mampu memahami, mengerti, sekaligus menghayati isi bacaan al-Qur’an tersebut demi tercapainya prestasi pendidikan agama Islam di SMP Negeri 13 Malang.
 
Download file disini
 
Copyright © Celotehan Warung Kopi