Efektifitas Penggunaan Metode Jigsaw Learning Dalam Pembelajaran Agama Islam (PAI) di SMP

Kata Kunci: Efektifitas, Metode Jigsaw Learning, Pembelajaran Agama Islam.
            Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Disini guru sebagai pendidik memiliki peran yang sangat besar, disamping sebagai fasilitator dalam pembelajaran siswa juga sebagai pembimbingdan mengarahkan peserta didiknya sehingga mejadi manusia yang mempunyai pengetahuan luas baik pengetahuan agama, kecerdasan, kecakapan hidup, keterampilan, budi pekerti luhur dan kepribadian baik dan bisa membangun dirinya untuk lebih baik dari sebelumnya serta memiliki tanggung jawab besar dalam pembengunan bangsa.
            Dalam proses belajar mengajar, salah satu faktor yang sangat mendukung keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam menguasai dan menerapkan metode pembelajaran. Guru dituntut untuk menguasai macam-macam metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa.
            Mengaktifkan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu cara menghidupkan dan melatih memori siswa agar bekerja dan berkembang secara optimal. Guru harus memberi kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan memorinya bekerja secara maksimal dengan bahasanya dan melakukan dengan kreatifitasnya sendiri.
            Dengan metode belajar aktif, siswa akan mampu memecahkan masalahnya sendiri, yang paling penting melakukan tugasnya sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki.
            Persoalannya bagaimana mengaktifkan siswa agar senantiasa tumbuh kesadaran mau dan senanag belajar, guru harus mempunyai strategi yang baik supaya pendidikan dan pengajaran yang disampaikan memperoleh respon positif, menarik perhatian, dapat dikembangkan dan terimplementasi dalam sikap yang positif pula. Untuk mencapainya, seorang guru harus dapat memilih metode pengajaran yamg menarik.
            Salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh guru lebih mangaktifkan belajar siswa di kelas yaitu dengan menggunakan metode Jigsaw Learning. Strategi ini dapat diterapkan pada pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan.
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini rumusan masalahnya adalah (1). Bagaimana pelaksanaan metode Jigsaw Learning dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)? (2). Sejauh mana efektifitas penggunaan metode Jigsaw Learning dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)? (3). Apa faktor pendukung dan penghambat penggunaan metode Jigsaw Learning dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)?. Adapun tujuannya adalah, (1). Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan metode jigsaw Learning dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), (2). Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas penggunaan metode Jigsaw Learning dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), (3). Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat penggunaan metode Jigsaw Learning dalam pembelajaran Pendidikan Agama islam (PAI).
            Metode Jigsaw Learning adalah suatu tipe pembelajaran koopertaif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.
            Pembelajaran pendidikan agama Islam adalah upaya membelajarkan siswa untuk dapat mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan kemasyarakatannya dan dalam alam sekitarnya melalui proses pendidikan yang dilandasi dengan nilai-nilai Islami.                       
            Untuk penerapan metode jigsaw dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam sangat cocok sekali, selain dapat meningkatkan keaktifan siswa di kelas, juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Sehingga siswa mampu memahami dan menghayati agama Islam dengan baik.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu data yang dikumpulkan berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi dan dokumen lainnya. Data yang terkumpul penulis analisis dengan menggunakan tehnik analisi deskriptif.
Efektifitas penggunaan metode Jigsaw Learning selain didukung oleh prosedur penerapan yang baik, hasil belajar yang memuaskan juga merupakan salah satu pendukung keefektifan pemggunaan metode ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Jigsaw Learning pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 13 Malang sudah cukup efektif. Metode ini sangat membantu guru PAI karena dapat melibatkan siswa secara aktif dan dapat meningkatkan kerjasama siswa. Penerapan metode ini didukung oleh beberapa sarana yang cukup lengkap yang disediakan oleh SMP Negeri 13 Malang. Dan ada beberapa penghambat yang dihadapi oleh guru-guru khususnya guru PAI yaitu kurangnya waktu dan banyaknya siswa dalam satu kelas. Akan tetapi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, seorang guru harus memiliki keterampilan sendiri.
           Berdasarkan penelitian ini, dapat disarankan perlu adanya pelatihan-pelatihan Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk guru agar penerapan metode belajar aktif lebih efektif lagi sesuai dengan yang diharapkan. Serta diadakannya jam-jam tambahan diluar jam sekolah untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam agar siswa dapat lebih memahami Islam seperti diadakan pengajian al-Qur’an, praktek-praktek ibadah dan lain-lain.
Donlotnya ada dizini ya

Asimilasi Wni Keturunan Tionghoa Di Kota Malang

Negara Indonesia terletak di 98oBT - 141oBT dan 64oLU - 111oLS, juga terletak diantara dua Benua yaitu Benua Asia dan Australia serta dua samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Selain itu keadaan geografis Indonesia terdiri atas 13.667 pulau besar dan kecil yang tersebar disepanjang ekuator kurang lebih 3.000 mil dari Barat ke Timur, dan lebih dari 1.000 mil dari Utara ke Selatan. (Taufik Rahman, Tarsius Wartono, Didi Wiraatmaja, dkk., 2000 : 34)

Karena letak Negara Indonesia yang berada di tengah-tengah lalu lintas perdagangan laut melalui kedua samudera tersebut dan kaya akan rempah-rempah maka masyarakat Indonesia telah sejak lama memperoleh pengaruh dari kebudayaan lain yang dibawa oleh para pedagang asing. Pengaruh yang pertama kali menyentuh masyarakat Indonesia berupa pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha dari India sejak 400 SM. Sejak kedatangan pedagang dari India inilah, Indonesia mulai didatangi oleh pedagang-pedagang dari manca negara.

Salah satu pedagang yang pernah datang ke Indonesia adalah orang-orang dari Tionghoa. Mereka datang ke Indonesia terbagi dalam dua gelombang, yaitu :
1. Gelombang Pertama Terjadi pada ratusan tahun silam karena adanya pergolakan politik di Tionghoa, yakni pada munculnya dinasti baru Manchu.
2. Gelombang kedua Terjadi pada masa pemerintahan Hindia Belanda karena desakan ekonomi dan kepadatan penduduk di Tionghoa.

Pedagang yang berasal dari Tionghoa, umumnya laki-laki, mereka menetap di Indonesia dan kawin dengan perempuan pribumi. Sejak saat itu muncul ras campuran baru yaitu golongan peranakan. Penduduk peranakan Tionghoa di Indonesia sudah memainkan peranan penting dalam apa yang sekarang dinamakan perdagangan Internasional, karena mereka menjadi tulung punggung perdagangan antar Tiongkok-Indonesia dan India-Indonesia serta tempat tempat lainnya.

Di dalam negeri, mereka-pun memegang peranan penting dalam jaringan distribusi, sehingga hasil bumi rakyat di pedalaman bisa masuk ke kota-kota, dan barang barang dari kota bisa masuk ke pedalaman.
Laksamana Sukardi mengatakan bahwa WNI Keturunan Tionghoa memiliki peran ekonomi yang besar, 50% perekonomian Indonesia atau senilai US$ 100 M, padahal jumlah mereka 4 % atau delapan juta orang dari populasi penduduk Indonesia. Pendapatan pribumi atau WNI asli hanya US$ 520 per kapita, sedangkan WNI Keturunan Tionghoa US$ 12.500. WNI Keturunan Tionghoa menguasai hampir 73 % perusahaan go public. (Dalam Dialog Nasional Pri – Non Pri 1997)

File ada dizini

Inventarisasi Alga Hijau Bentuk Koloni di Rawa Senggreng

Alga hijau sebagian besar hidup di perairan tawar dengan bentuk talus berupa sel tunggal, filamen, koloni bukan filamen dan pseudoparenkim. Di perairan alga hijau bentuk koloni dapat bersifat plankton atau bentos yang menempel pada tumbuhan, pasir, batu, lumpur dan hewan.
Rawa Senggreng merupakan suatu tempat genangan air tawar yang permanen, Dengan kondisi tersebut dapat diduga bahwa alga hijau bentuk koloni kemungkinan besar dapat hidup dan ditemukan di rawa Senggreng.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui marga-marga alga hijau bentuk koloni yang ditemukan di rawa Senggreng dan marga yang paling sering ditemukan dalam setiap strata stasiun.
Penelitian ini menggunakan metode survei, data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif eksploratif dengan menggunakan kunci identifikasi alga menurut Smith (1950).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua marga alga hijau bentuk koloni yang hidup di rawa Senggreng. Sampel penelitian ini adalah semua marga alga hijau bentuk koloni yang terdapat dalam 300 ml air dan yang menempel pada 5 potong, batang dan tangkai daun eceng gondok dan batang kangkung yang diambil dari setiap strata stasiun.
Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2002. Lokasi penelitian dibagi menjadi 5 stasiun yang masing-masing dibagi menjadi 3 strata yaitu permukaan, kedalaman 0,5 meter dan epifit pada batang dan tangkai daun eceng gondok serta batang kangkung dan setiap strata diambil 3 tempat secara acak. Pengambilan sampel plankton dengan menggunakan botol kaca, sedangkan sampel epifit diambil dengan cara menyikat seluruh permukaan batang dan tangkai daun eceng gondok serta kangkung.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa di rawa Senggreng ditemukan Enam alga hijau bentuk koloni. Marga-marga tersebut adalah: Volvox, Gonium, Sphaerocystis, Gloeocystis, Tetraspora dan Stephanosphaera. Marga yang paling sering ditemukan adalah Volvox dan Tetraspora.
Donlotnya ada dizini

Modernisasi Pendidikan Pesantren dalam Perspektif Azyumardi Azra.

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang memiliki keunggulan baik dari aspek tradisi keilmuannya maupun sisi transmisi dan intensitas umat Islam. Derasnya arus globalisasi telah mengancam eksistensi, pesantren sehingga muncul gagasan modernisasi dilingkungan pesantren demi menjawab tantangan kebutuhan transformasi sosial. Akan tetapi banyak kalangan mengkhawatirkan tentang gagasan modernisasi pesantren yang berorientasi kekinian dapat mempengaruhi idenitas dan fungsi pokok pesantren.

Yang menjadi fokus penelitan ini: Bagaimana Problematika dan upaya Reformulasi Kelembagaan, Kurikulum, dan Metodologi Pesantren dalam Prespektif Azyumardi Azra? Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Problematika dan Upaya Reformulasi Kelembagaan, Kurikulum, Metodologi Pesantren dalam prespektif Azyumardi Azra.

Skripsi ini bermanfaat dalam pengembangan, pembangunan dan peningkatan khazanah ilmiah dalam dimensi pendidikan Islam serta bermanfaat juga bagi para pembaca dan penambahan Karya Ilmiah Perpustakan UIN Malang.
Dalam penelitian ini menggunakan metodologi penelitian : 1. Jenis Penelitian: Kajian Pustaka, 2. Sumber Data : Sumber Data Primer; Karya-karya Azyumardi Azra dan sumber sekunder yang Relevan. 3. Metode Kajian : Metode Deskriptif.
Kesimpulan: Modernisasi pesantren dalam bentuk kelembagaan seperti pertanian, perikanan atau sekolah-sekolah umum didalam lingkungan pesantren telah menimbulkan kemrosotan identitas pesantren sebagai lembaga pendidikan untuk Tafaqquh fi Al-Din dan memproduksi ulama'. Menurut Azra pesantren harus memberikan apresiasi semua perkembangan yang terjadi dimasa kini dan mendatang sehingga tetap dapat memproduksi ulama' yang berwawasan luas. Memasukkan ilmu-ilmu umum dalam kurikulum pesantren telah menimbulkan persoalan yaitu bagaimana tepatnya secara epistomologi menjelaskan Ilmu-ilmu empiris atau ilmu-ilmu sekuler secara sistematis. Menurut Azyumardi Azra, gagasan untuk mengorientasiakan pesantren pada kurikulum "kekinian" perlu ditinjau kembali sebab mungkin gagasan tersebut akan berdampak negatif terhadap eksistensi tugas pokok pesantren. Azra mengharapkan pesantren harus mengorientasikan peningkatan kualitas santrinya kearah penguasaan ilmu-ilmu agama Islam. Penggunaan metodologi yang ketat dan kaku dalam sistem kurikulum yang mengutamakan penguasaan kognitif semata, menurut Azra dapat mengakibatkan proses pembentukan watak dan kepribadian anak didik terabaikan. Azra mengharapkan pesantren tetap mempertahankan metodologinya yaitu kearah proses belajar, taklim dan takdib sehingga pesantren dapat membentuk santri menjadi muslim yang sholeh.

Donlotnya dizini

Komik Indonesia Sebagai Media Komunikasi Alternatif Dalam Menyampaikan

Buku merupakan hasil perekaman dan perbanyakan (multiplikasi) yang paling populer dan awet. Berbeda dengan majalah, apalagi surat kabar, buku direncanakan untuk dibaca dengan tak seberapa mempedulikan kebaruannya karena tanggal terbitnya kurang mempengaruhi. Dengan demikian buku merupakan alat komunikasi berjangka panjang dan mungkin yang paling berpengaruh kepada perkembangan kebudayaan manusia dibandingkan sarana komunikasi lainnya. Sebagai alat pendidikan buku lebih berpengaruh kepada anak-anak didik daripada sarana-sarana lain (Shadily, 1989:1838).

Sementara itu, komik merupakan suatu bentuk seni populer yang hidup dalam masyarakat dan menjadi bahan bacaan merata di seluruh dunia. Penggemar komik terdiri dari berbagai kalangan tanpa membedakan usia, gender, dan profesi. Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi secara populer dan mudah dimengerti. Hal ini dimungkinkan karena komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan, yang dirangkai dalam suatu alur cerita. Gambar membuatnya lebih mudah diserap, teks membuatnya lebih mudah dimengerti, dan alur membuatnya lebih mudah untuk diikuti dan diingat. 

Sebagai media komunikasi visual, komik dapat diterapkan sebagai alat bantu pendidikan, salah satu bentuk promosi bisnis, alat penyuluhan, pembentukan opini dalam pers, hingga sebagai alat kampanye/propaganda. Bentuknya pun sangat istimewa : singkat, fokus, dan bergambar, sehingga daya tariknya sangat kuat khususnya bagi kaum muda (Matra, 2001:5). Seperti halnya di Jepang, komik atau dalam bahasa Jepang disebut manga banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pelajaran di kalangan masyarakat umum dan pendidikan sekolah (Atmakusumah dalam Setiawan, 2002:21).

Lanjutannya ada dizini

Gaya Retorika Guz Dur

Penelitian ini didasarkan pada fenomena yang menyertai Abdurrahman Wahid yang pada tanggal 21 Oktober 1999 terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia keempat setelah para anggota MPR hasil Pemilihan Umum tahun 1999 melakukan Sidang Umum-nya. Abdurrahman Wahid, adalah sosok yang kerap menimbulkan kontroversi. Berbagai ucapan, sikap dan tindakannya banyak menimbulkan sikap pro dan kontra dalam arena publik. Bahkan tak jarang disikapi secara tidak rasional oleh pendukung maupun penentangnya.

Penelitian ini menaruh perhatian pada gaya retorika yang digunakan oleh Presiden Abdurrahman Wahid dalam mengelola realitas-realitas politik yang dialaminya, yakni berupa pernyataan-pernyataannya yang terdapat dalam pemberitaan Harian Surya, edisi Jumat, 19 November 1999, pada halaman 1 dan 15, dengan judul “Kita Bisa Hancurkan Karier Orang”. Konstruksi tinjauan pustaka yang digunakan adalah tentang Komunikasi Politik, Retorika dalam Discourse Komunikasi Politik, dan Analisis Discourse terhadap Komunikasi Politik di Indonesia.

Metode yang digunakan adalah metode analisis wacana untuk mendeskripsikan wacana Abdurrahman Wahid dan gaya retorika yang dipakainya dengan melihat hubungan antara teks dan konteks yang melingkupinya. Korpus diambil dengan memperhatikan pemberian makna yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan diantara dimensi uraian yaitu dengan mengkategorikan pokok-pokok pikiran yang dianggap dapat menjelaskan gaya retorika Presiden Abdurrahman Wahid.

Dari data yang dianalisis menunjukkan bahwa tema-tema yang dibahas dalam teks meliputi: Seputar pembubaran Departemen Penerangan dan Departemen Sosial, Tanggapan balik Presiden Abdurrahman Wahid terhadap kritik-kritik yang ditujukan kepadanya, dan tentang hubungan antara Abdurrahman Wahid dengan Nahdlatul Ulama. Dalam bagian analisis lainnya juga menunjukkan gaya-gaya retorika yang dipakai oleh Presiden Abdurrahman Wahid dalam mengelola realitas-realitas yang ada disekelilingnya, yakni sebagai berikut: Gaya retorika Metafora, Monopoli Semantik, Fantasy Themes (Tema-tema Fantasi), Labelling (Penjulukan), Kreasi Citra, Kata Topeng, Apofasis, Kategorisasi, Apostrof, dan Gobbledygook. Semua gaya retorika tersebut dipakai dengan tujuan-tujuan yang berbeda sesuai dengan konteks penyampaiannya, terutama dalam kedudukannya sebagai komunikator politik yang utama, Presiden Republik Indonesia dalam masa krisis multi-dimensional.

Unduh file dizini

Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Melakukan Inovasi Manajemen Pendidikan

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pendidikan merupakan salah satu kewajiban yang harus ditempuh oleh personal maupun sosial yang tidak bisa ditawar lagi. Karena pada dasarnya pendidikan adalah merupakan proses sosial yang bertujuan untuk mengembangkan potensi hidup manusia guna menghadapi tuntutan zaman dimasa yang akan datang, seiring dengan perkembangan dan perubahan zaman yang semakin lama semakin bergeser.
Manajemen pendidikan adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta didalam mencapai tujuan yang disepakati.
Dalam kaitannya dengan pengembangan pendidikan, kepala sekolah mempunyai peran dan tugas yang sangat penting. Hal ini dikarenakan kepala sekolah sebagai seorang pemimpin merupakan salah satu faktor yang mendorong bagi kemajuan dunia pendidikan. Artinya kepala sekolah dituntut harus mempunyai kemampuan untuk melaksanakan inovasi pendidikan yang sekiranya sudah tidak relevan lagi dengan keadaan saat ini demi tercapainya pembangunan bangsa dan negara.
Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian di MAN Kandangan Kab. Kediri dengan judul: Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Melakukan Inovasi Manajemen Pendidikan di MAN Kandangan Kab. Kediri dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam melakukan inovasi manajemen pendidikan di MAN Kandangan Kab. Kediri
2. Untuk mengetahui proses kepemimpinan kepala sekolah dalam melakukan inovasi manajemen pendidikan di MAN Kandangan Kab. Kediri
3. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat kepemimpinan kepala sekolah dalam melakukan inovasi manajemen pendidikan di MAN Kandangan Kab. Kediri
Metode yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini diawali dengan penentuan subyek penelitian, kemudian pengumpulan data menggunakan metode interview, observasi dan dokumenter, serta analisis data yang digunakan adalah diskriptif kualitatif. Karena data yang diperoleh tidak berbentuk angka-angka, akan tetapi merupakan uraian yang didapatkan dari hasil interview, observasi dan dokumenter.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diperoleh kesimpulan bahwa (1)Tentang kepemimpinan kepala sekolah MAN Kandangan Kab. Kediri sebagai seorang pemimpin yang terbuka dan dinamis mau menerima masukan dari bawahannya dalam pengambilan keputusan. Beliau juga mempunyai tanggung jawab yang sangat penting, memiliki kemampuan-kemampuan dan ketrampilan, diantaranya adalah: mempunyai kemampuan dalam mengorganisasi baik kepada staf maupun pada karyawan lainnya, mempunyai kemampuan untuk membangkitkan dan memupuk kepercayaan pada diri sendiri maupun pada guru yang lain, mempunyai kemampuan untuk mendorong serta membimbing para guru dan staf lainnya, serta mempunyai kemampuan dalam membentuk kerjasama antar sesama tenaga pendidik dan dengan instansi-instansi terkait. (2) proses inovasi manajemen pendidikan di MAN Kandangan Kab. Kediri meliputi inovasi dibidang kurikulum yaitu perubahan kurikulum 1994 ke kurikulum berbasis kompetensi dan sistem full day masuk mulai pukul 06.45-15.05, sarana dan prasarana yaitu penambahan bangunan gedung sekolah dan penambahan 5 unit komputer, buku-buku perpustakaan , manajemen keuangan, strategi belajar mengajar, pengelolaan siswa, dan pengelolaan tenaga pendidik. (3)Tentang faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat kepemimpinan kepala sekolah dalam melakukan inovasi Manajemen pendidikan di MAN Kandangan Kab. Kediri adalah: faktor pendukungnya: adanya kegigihan usaha dari para tenaga pendidik di MAN Kandangan Kab. Kediri dalam menciptakan madrasah yang berkualitas yang mampu menjawab tantangan dimasa datang, faktor internal dan eksternal dimana faktor internal meliputi kepala sekolah, guru, siswa, sedangkan faktor eksternalnya meliputi orang tua dan lingkungan yang kondusif, faktor sistem pendidikan, adanya perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. Perencanaan jangka pendek misalnya: perbaikan kurikulum, sedangkan perencanaan jangka panjang misalnya: pembangunan dan penambahan gedung sekolah, dan sebagainya. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu minimnya dana yang tersedia serta terbatasnya sarana dan prasarana. Namun hal ini dapat ditutupi
dengan adanya pengadaan dana melalui sumbangan wajib dari wali murid, serta permintaan subsidi dari pemerintah
Sedangkan hal-hal yang harus diperhatikan bagi kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya hendaknya kepala sekolah benar-benar mampu dan menguasai baik secara teoritis maupun prakteknya, dalam memberikan bimbingan terhadap semua bawahannya hendaknya disertai contoh nyata sehingga dapat lebih memacu motivasi, hendaknya inovasi di MAN kandangan direncanakan jauh sebelumnya.sedangkan bagi para guru apabila terdapat permasalahan dalam proses belajar mengajar hendaknya mencari solusi bersama tenaga pengajar lainnya, hendaknya bias lebih mempertinggi kemampuan dalam rangka mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan kemungkinan yang bakal terjadi, Bagi waka kurikulum MAN Kandangan, sebelum melaksanakan program-program pendidikan hendaknya mencari kejelasan dan arah tujuan program-program tersebut
Lanjutannya ada dizini

Penyelamatan Manusia Modern Dari Krisis Spiritualitas

Dwi Nur Asiyah, Nomor Induk: 3211993025. Penyelamatan Manusia Modern Dari Krisis Spiritualitas (Kajian Pustaka Dengan Pendekatan Pendidikan Islam), Program Studi: Pendidikan Agama Islam (PAI), Jurusan: Tarbiyah, STAIN Tulungagung, Pembimbing: Drs. Ali Rohmad, M.Ag.

Permasalahan Pengkajian: 1. Bagaimana tentang manusia modern, 2. Bagaimana tentang krisis spiritualitas manusia modern, 3. Bagaimana penyelamatan manusia modern dari krisis spiritualitas.
Tujuan Kajian: 1. Untuk mengetahui tentang manusia modern, 2. Untuk mengetahui tentang krisis spiritualitas manusia modern, 3. Untuk mengetahui penyelamatan manusia modern dari krisis spiritualitas.
Kegunaan Hasil Kajian: Pembahasan skripsi ini diharapkan menambah wawasan penulis dalam memahami kajian keislaman khususnya pendidikan Islam sebagai disiplin keilmuan yang akan penulis emban, serta persoalan manusia cenderung mengalami kegoncangan dan kegelisahan akibat pembangunan teknologi dan sains.

File ada disini

Prosedur Penelitian: 1. Jenis Penelitian: kajian pustaka, 2. Data, Hasil catatan dan publikasi tentang manusia modern dan krisis spiritualitas dalam berbagai buku, jurnal, makalah atau hasil seminar sedangkan, 3. Sumber data, segala hal yang berkaitan dengan manusia modern dan spiritualitas serta problem yang dihadapinya, 4. Metode dan instrument pengumpulan data: (a) Metode pengumpulan datanya adalah metode dokumentasi, (b) Instrument pengumpulan data adalah pedomaan dokumentasi, 5. Tehnik analisa data: Data kualitatif dengan analisis data induktif dan deduktif.

Kesimpulan Kajian: (1) Manusia modern adalah manusia yang cenderung dikuasai dan dimanipulasi oleh mitos-mitos, iklan-iklan, kampanye idiologi tanpa disadari; lambat laun membuat manusia kehilangan kemampuan untuk memilih dan mengambil keputusan, manusia tidak bisa menangkap sendiri tugas zaman, melainkan hanya menerima penafsiran resep dan perintah yang dibuat kaum “elit”. (2) Krisis spiritualitas adalah keadaan jiwa yang kosong akibat kehilangan keyakinan, keimanan dan jauh dari kehidupan relegius. Krisis ini bisa memunculkan rasa resah, gelisah tidak aman, tidak tentram dan bahkan seolah-olah terancam oleh kemajuan yang diperolehnya sendiri. (3) Penyelamatan manusia modern dari krisis spiritualitas adalah usaha penempatan manusia sebagai subyek kehidupan yang didasari atas nilai-nilai humanisme yang transendental, dengan demikian tak ada satupun persoalan kemanusiaan yang terlupakan dalam kehidupan ini, sehingga manusia dengan segala potensi yang dimilikinya akan mampu membuat tatanan kehidupan yang lebih manusiawi.

EKLEKTISITAS HUKUM ISLAM (Refleksi Materi Buku III Tentang Perwakafan Kompilasi Hukum Islam di Indonesia)

Adalah realita yang menggejala ketika suatu bangsa telah berhasil melepaskan dirinya dari tekanan dan penindasan bangsa lain yang menjajahnya serta berhasil memproklamasikan diri sebagai bangsa yang merdeka dan mendirikan negara baru, yaitu adanya upaya untuk membebaskan diri dari banyak aspek yang berbau kolonial. Termasuk upaya untuk menghapus tata hukum yang diwariskan. Penghapusan itu dilakukan dengan mengganti hukum yang diyakini sesuai dengan kebebasan dan kemerdekaan yang digali dari norma-norma yang hidup di masyarakatnya dan hukum pengganti ini secara otomatis diharapkan dapat mengakomodasi serta mengikuti perubahan yang berkembang di masyarakat negara baru itu.
Upaya lain yang dilakukan adalah memposisikan hukum sebagai pengendali masyarakat (social control) dan sebagai salah satu piranti rekayasa masyarakat (a tool of social engineering). Kehendak untuk merealisasi ini dalam konteks keindonesiaan tercermin dalam politik hukum nasional, yaitu suatu pernyataan kehendak penguasa negara mengenai hukum yang berlaku secara nasional dan orientasi pengembangan tata hukum yang dianut.
Orientasi pengembangan tata hukum nasional itu mengalami perubahan sesuai dengan aspek-aspek yang menjadi ranah aplikasi hukum yaitu seperti bidang-bidang kehidupan yang variatif, persoalan etnis, keturunan, golongan dan budaya daerah. Perubahan seperti ini tidak saja terjadi di negara-negara yang baru mencari jati diri, tetapi juga terjadi di negara-negara maju dalam rangka mengakomodasi semua kepentingan masyarakat dalam sebuah negara.
filenya ada disini

Peranan Taubat Bagi Kesehatan Jiwa Menurut Pandangan Al-Qur’an

Oleh: Kafat Nur Arafatna, NIM: 323003006, Peranan Taubat Bagi Kesehatan Jiwa Menurut Pandangan Al-Qur'an, Program Studi: Tafsir Hadits, Jurusan: Ushuluddin, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Tulungagung, Pembimbing: Drs. Nur Effendi, Tahun 2004.

Permasalahan Penelitian: 1. Bagaimana peranan taubat sebagai terapi dalam menyembuhkan gangguan kejiwaan seseorang menurut al-Qur'an? 2. Bagaimana peranan taubat sebagai terapi pencegahan timbulnya gangguan jiwa sesuai ayat-ayat al-Qur'an? 3. Bagaimana peranan taubat dalam menjaga kesehatan jiwa menurut pandangan al-Qur'an?

Tujuan Penelitian: 1. Untuk mengetahui peranan taubat sebagai terapi dalam menyembuhkan gangguan kejiwaan seseorang menurut al-Qur'an. 2. Untuk mengetahui peranan taubat sebagai terapi pencegahan timbulnya gangguan jiwa sesuai ayat-ayat al-Qur'an. 3. Untuk mengetahui peranan taubat dalam menjaga kesehatan jiwa menurut pandangan al-Qur'an.

Urgensi Penelitian: 1. Untuk memberikan sumbangan wacana dalam kajian tafsir, khususnya tafsir maudhu’i (tematik) dalam hal peranan taubat bagi kesehatan jiwa. 2. Sebagai kepentingan ilmiah (Scientifie Need) dimana jawaban dari tulisan ini dapat dikembangkan baik dalam skala besar atau kecil sehingga adanya studi kelanjutan terhadap permasalahan yang dibicarakan.

Metode Penelitian: 1. Sifat dan bentuk penelitian: yaitu bersifat kualitatif deskriptif. 2. Metode pendekatan dan analisis: Yang digunakan dalam skripsi ini adalah: tafsir maudhu’i. 3. Sumber yang dipakai yaitu karya-karya yang ditulis oleh ilmuwan muslim maupun non muslim yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan materi pembahasan dalam skripsi ini.

Hasil Penelitian: 1. Peranan taubat sebagai terapi dalam menyembuhkan gangguan kejiwaan seseorang menurut al-Qur'an yaitu: a. Seseorang harus memiliki keyakinan atas luasnya rahmat Allah. b. Harus memiliki keimanan yang kuat terhadap kekuasaan Allah bahwa Dia adalah Maha Pengampun segala dosa. c. Harus optimis. d. Harus memiliki keyakinan bahwa taubat dapat menghapus dosa. Kesemuanya itu harus timbul pada diri sendiri. 2. Peranan taubat sebagai terapi pencegahan timbulnya gangguan jiwa sesuai ayat-ayat al-Qur'an yaitu: pengendalian diri (al-muqarabat), kebersihan jiwa orang yang bertaubat, dan peranan hati nurani, untuk melawan segala musuh-musuh (iblis dan setan) dan hawa nafsu. 3. Sedangkan peranan taubat dalam menjaga kesehatan jiwa yaitu: a. Hendaknya seseorang harus tetap menjaga kebersihan hatinya (tazkiyatu al-nafs) dengan cara mengkoreksi apa yang telah dilakukan. b. Hendaknya seseorang juga harus bisa menguasai dan mengendalikan hawa nafsunya (mujahadatu al-nafs).

Donlot disini
 
Copyright © Celotehan Warung Kopi