Manusia Modern Di Simpang Jalan

Judul Buku       : Cinta dan Keterasingan
Penulis              : Khoirul Rosyadi
Penerbit            : LKiS-Yogyakarta
Tahun Terbit     : 2000
Tebal                : 123 Halaman

  
            Problematika kehidupan yang “menganga” di sepanjang sudut-sudut “gang” kehidupan manusia modern, yang sering dilontarkan oleh para pemerhati sosial dan agamawan, adalah krisis  spiritual, iman dan cinta. Krisis demikian  terjadi bukan karena horizon spiritual, iman dan cinta itu tidak ada melainkan karena manusia modern -dalam istilah filsafat perennial- “hidup di pinggir lingkaran eksistensi”. Manusia modern hanya melihat segala sesuatu dari sudut pandang pingggiran eksistensinya  tidak pada “pusat spiritualitas dirinya”, sehingga mengakibatkan ia lupa siapa dirinya.
            Demikian kira-kira manusia modern yang dilukiskan dalam buku ini yang  menggambarkan secara filosofis “keterasingan” dan “krisis kemanusiaan” di era modern, dengan menampilkan obat alternatif berupa “Cinta” dari berbagai seginya. 
            Manusia modern adalah pribadi yang sepenuhnya dan secara absolut terasing.. Ia sudah menjadi masyarakat teknokratik dan industrialistik yang cenderung bergerak dari warga negara yang takterkordinir pada kesadaran individu. Manusia modern dengan mudah dapat diredusir menjadi unit-unit matematik yang dengan mudah dapat diukur melalui angka-angka, kepribadiannya dapat diungkapkan dalam kartu identitas (punched card). Manusia modern tidak lagi mengalami dirinya sendiri sebagai pusat dunianya dan pencipta aktivitas-aktivitasnya sendiri - tetapi semua tindakan dan dampaknya menjadi majikannya, yang ia taati dan bahkan ia sembah.

Download file disini

Manusia Modern Di Simpang Jalan

Judul Buku       : Cinta dan Keterasingan
Penulis              : Khoirul Rosyadi
Penerbit            : LKiS-Yogyakarta
Tahun Terbit     : 2000
Tebal                : 123 Halaman

            Problematika kehidupan yang “menganga” di sepanjang sudut-sudut “gang” kehidupan manusia modern, yang sering dilontarkan oleh para pemerhati sosial dan agamawan, adalah krisis  spiritual, iman dan cinta. Krisis demikian  terjadi bukan karena horizon spiritual, iman dan cinta itu tidak ada melainkan karena manusia modern -dalam istilah filsafat perennial- “hidup di pinggir lingkaran eksistensi”. Manusia modern hanya melihat segala sesuatu dari sudut pandang pingggiran eksistensinya  tidak pada “pusat spiritualitas dirinya”, sehingga mengakibatkan ia lupa siapa dirinya.
            Demikian kira-kira manusia modern yang dilukiskan dalam buku ini yang  menggambarkan secara filosofis “keterasingan” dan “krisis kemanusiaan” di era modern, dengan menampilkan obat alternatif berupa “Cinta” dari berbagai seginya. 
            Manusia modern adalah pribadi yang sepenuhnya dan secara absolut terasing.. Ia sudah menjadi masyarakat teknokratik dan industrialistik yang cenderung bergerak dari warga negara yang takterkordinir pada kesadaran individu. Manusia modern dengan mudah dapat diredusir menjadi unit-unit matematik yang dengan mudah dapat diukur melalui angka-angka, kepribadiannya dapat diungkapkan dalam kartu identitas (punched card). Manusia modern tidak lagi mengalami dirinya sendiri sebagai pusat dunianya dan pencipta aktivitas-aktivitasnya sendiri - tetapi semua tindakan dan dampaknya menjadi majikannya, yang ia taati dan bahkan ia sembah.

Download file disini

Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Pribadi Muslim

Manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini perlu menempatkan diri sepanjang fitrahnya. Al-Qur’an adalah sumber pemberi arah, bagaimana seorang muslim memilih metode geraknya sesuai dengan kehendak Allah SWT. Dia lebih mengetahui, apa yang baik diperlukan manusia untuk memenuhi hasratnya, yaitu keselamatan dan kesejahteraan hidupnya didunia dan akhirat. Untuk mencapai itu, Allah SWT menurunkan perintah dan larangan dalam berbagai bentuk bagi manusia yang dinukilkan didalam Al-Qur’an dengan tersurat dan tersirat. Semua bentuk larangan dan perintah diukur sedemikian rupa, sehingga seluruhnya sesuai dengan daya kemampuan manusia itu sendiri.
            Pendidikan Agama Islam sejak awal merupakan salah satu usaha untuk menumbuhkan dan memantapkan kecenderungan tauhid yang telah menjadi fitrah manusia. Agama menjadi petunjuk dan penuntun kearah yang benar.
            Oleh karena kepribadian manusia meliputi tiga aspek, yaitu aspek jasmaniyah, kejiwaan dan kerohanian, akan dapat menjadi sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia bila dilandasi dengan dasar agama. Karena itu, pendidikan agama sangat berperan dalam membentuk kepribadian seseorang, terutama kepribadian muslim Lebih-lebih pendidikan agama itu diberikan secara intensif dan kentinew. Karena pada dasarnya memiliki kepribadian yang baik adalah dambaan semua orang. Karena dengan itu, ia akan dihormati, disegani dan dicintai oleh orang di sekitarnya.
Berdasarkan pernyataan diatas, penulis merasa tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Pribadi Muslim Siswa SMP Lab Universitas Negeri Malang”, dalam hal ini rumusan masalahnya adalah: 1). Bagaimana pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMP Lab Universitas Negeri Malang. 2). Bagaimana Perilaku siswa. 3). Bagaimana peranan Pendidikan Agama Islam dalam membentuk kepribadian muslim siswa. Dan bertujuan untuk:1). Mengetahui pelaksanaan pendidikan agama islam. 2). Mengetahui kepribaian muslim siswa.
Penulis Menggunakan pendekatan teoritis yang disajikan dalam bab pertama dan kedua, yang masing-masing membahas pendahuluan dan tinjauan teoritis, sedangkan dalam analisa data ada dalam bab ketiga. Dalam pemabahasan ini penulis mengganakan metode interviuw, observasi, angket dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian penulis menemukan bahwa pelaksanaan Pendidikan Agama Islam sudah cukup baik terbukti sudah mengikuti prosedur-prosedur yang dipergunakan dalam melangsungkan proses belajar mengajar. Sedangkan mengenai kepribadian muslim yang dimiliki oleh siswa banyak variabel kearah yang baik, sehingga dapat dikatakan cukup. Dari sini maka Pendidikan Agama Islam berperan penting dalam membentuk kepribadian siswa di SMP lab Universitas Negeri Malang.

Download file disini

Akar Pemikiran Teologis Aswaja

Judul                : Al-Ushul al-Fikriyyah li Mazhab Ahl as-Sunnah
Penulis              : DR. Abdul Lathif Muhammad al ‘Abd
Penerbit            : Dar an-Nahdhah al-‘Arabyiyah (tt.)
Tebal                : 161 halaman
Peresensi          : M. Zainuddin
__________________________________________________________________________
           
            Kitab yang berjudul Al-Ushul al-Fikriyyah li Mazhab Ahl as-Sunnah ini berisi ushul (pokok bahasan penting) tentang pemikiran dasar Ahl as-Sunnah wa ‘l-Jama’ah (selanjutnya disingkat ASWAJA).
            Ada dua pembahasan penting dalam karya ini: pertama tentang prinsip-prinsip ajaran ASWAJA; dan yang kedua tentang sikap ASWAJA terhadap sebagian mutakallimin yang dianggap memiliki pemikiran menyimpang.
            Menurut penulis kitab ini, golongan ASWAJA adalah golongan yang meyakini keesaan Allah dan menyepakati prinsip-prinsip kebenaran agama yag bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits yang terdiri dari para fuqaha’, qurra’ ahli Hadis dan para mutakallimin (h. 22-24).
           Mengutip pendapat Al-Baghdadi dalam karyanya, Al-Farq Bain al-Firaq, penulis kitab ini menyebutkan 8 (delapan) kriteria yang dianggap sebagai kelompok ASWAJA, antara lain: 1.Kelompok yang menguasai persoalan-persoalan teologi, imamah, ijtihad dan sebagainya, kelompok yang meyakini sifat-sifat Tuhan, bukan kelompok Ahl al-bid’ah seperti Rafidhah, Khawarij, Jahmiyah dan semua aliran sesat lainnya; 2. Para imam fiqh dari kelompok Ahl ar-Ra’y dan Ahl al-Hadits yang mempercayai sifat-sifat Allah yang azali, bukan kelompok Qadariyah dan Mu’tazilah; 3. Kelompok yang memakai sumber akhbar dan sunnah ma’tsurah dari nabi yang memahami persoalan-persoalan al-Jarh wa at Ta’dil.
            Meski sebuah karya ringkasan --sebagaimana penuturan penulisnya--  kitab ini ternyata berisi berbagai persoalan: mulai dari persoalan teologi sampai pesoalan ijtihad.
            Pandangan ASWAJA yang elementer adalah soal sifat Tuhan. Menurut ASWAJA, Tuhan memiliki sifat-sifat azali dan abadi, seperti al-hayah, al-ilm, al-qudrah, al-iradah, as-sam’u, al-bashr, dan al-kalam. ASWAJA menolak pendapat kaum Rafidhah yang berpendapat bahwa sifat-sifat Tuhan adalah baru. Demikian juga menolak pendapat Mu’tazilah yang menafikan sifat-sifat Tuhan. .Menurut ASWAJA, sifat hidup (al-hayah) Tuhan berbeda dengan hidup manusia atau makhluk lain. Hidup Tuhan adalah tanpa ruh, karena ruh adalah makhluk. Dan hidup (al-hayah) bagi makhluk adalah hidup seperti layaknya manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan yang berkembang biak (h. 45-46). Oleh sebab itu ASWAJA menolak anggapan kaum Kristiani tentang qadimnya (Tuhan) anak dan ruh Qudus di sisi Tuhan (Allah).

Download file disini

DEMOKRATISASI PENDIDIKAN ISLAM

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) konsep dasar demokrasi (2)
konsep demokratisasi pendidikan Islam menurut Abdul Munir Mulkhan (3)
relevansi demokratisasi pendidikan Islam menurut Abdul Munir Mulkhan
terhadap tujuan pendidikan Islam.
Penelitian ini menggunakan metode riset kepustakaan (Library Research).
Kemudian data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode induktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya prinsip demokrasi itu
memberi hak semua orang untuk mengambil keputusan dan juga demokrasi
memandang semua orang mempunyai posisi yang setara. Oleh karena itu dalam
demokrasi harus ada yang namanya kebebasan, harus ada penghormatan akan
martabat orang lain, harus ada persamaan dan juga harus dapat menjamin
tegaknya keadilan.
Atas dasar konsep demokrasi tersebut, Abdul Munir Mulkhan berusaha
untuk menghadirkan konsep pendidikan Islam yang demokratis dalam rangka
menjembatani permasalahan-permasalahan yang ada. Selama ini pendidikan Islam
di anggap tidak demokratis, karena hanya sekedar transfer of knowledge atau
transfer of value. Sehingga murid hanya sekedar menerima nilai-nilai yang sudah
ada tanpa bisa berpikir kritis dalam mengembangkan dirinya. Untuk itu,
pendidikan Islam yang demokratis haruslah pendidikan yang bisa memberikan
kesempatan kepada semua siswa untuk terlibat langsung dalam mengembangkan
kemampuannya, sehingga bisa menjadi manusia yang kritis dan kreatif.
Selain itu pendidikan Islam juga harus dapat memberi peluang kepada
semua orang di semua zaman untuk dapat membaca, memahami, menafsirkan Alqur’an
diatas dasar prinsip keterbatasan dan kemampuan manusia. Karena pada
Al-qur’an diturunkan dimuka bumi ini adalah untuk semua orang di semua zaman.
Oleh karena itu Al -qur’an sebagai pedoman dan petunjuk perlu dan pasti
dipahami dalam kapasitas dan keterbatasan manusia. Sehingga akan menjadikan
umat Islam kaya akan ilmu pengetahuan dan juga terhindar dari pengertian
dikotomik serta dapat bersaing dengan negara maju.

Download file disini

Ajaran Jihad Menurut Islam Dan Implikasinya Terhadap Guru Pai

Jihad merupakan istilah dan ajaran yang tidak asing di dalam
kehidupan
. Apalagi jika ia dikaitkan dengan konteks kehidupan luas,
mencakup banyak makna sejauh kesepakatan suatu kelompok yang
menyepakatinya, baik di kalangan media massa maupun media cetak dan
elektronik. Di Indonesia, sejak berlangsungnya kasus Bom Bali juga kasus
Azhari
, istilah jihad menjadi marak kembali sehingga sering dikutip berbagai
media, untuk memberi konteks pada munculnya gerakan-gerakan perlawanan
yang dilakukan oleh sebagian kelompok kegamaan terhadap lainnya secara
tidak adil.1 Media massa tidak jarang memberikan ulasan munculnya berbagai
aksi pengeboman di berbagai tempat di Indonesia, sebagai bentuk perlawanan
kelompok Islam terhadap lainnya. Dalam pada itu tak jarang, ajaran jihad
dipahami secara sederhana sebagai bentuk perang suci atas nama agama untuk
memerangi kezhaliman di muka bumi.

Istilah jihad dalam mainstreem umat Islam seringkali dipahami dengan
dua pengertian
. Pertama, dalam pengertian etimologis bahasa Arab. Kedua,
dalam pengertian teologis, yakni jihad dalam konsep hukum Islam, baik
didasarkan al-Qur’an, al-sunnah, atau pun ijma’ para ulama. Namun,
betapapun dua pengertian di atas dibedakan, tetap saja pengertian jihad tidak
dipahami dalam posisi yang benar, karena konsep jihad yang dibangun tidak
jarang didasarkan pada dua pengertian sekaligus, baik bahasa maupun teologi.

Download file disini

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Jerman Siswa Kelas XI Bahasa Sma Negeri 3 Sidoarjo Dengan Menggunakan Role Play

Ernesta Dwi Winasis Pujiastuti.

Abstract: Being afraid of speaking foreign languages often happened everywhere with many different reason. This obstacle causes the purpose of learning far from the target. The purpose of the study is to describe how Role Play can improve the student’s speaking ability in German. This study involved all of the students, 17 students,  in second year of class of language program. The data using analyzed descriptively using mean score. The findings reveal that teaching-learning German process using role play can arouse the students’ interest and make them produce a lot of sentences.  It is suggested to the language teachers to apply this technique in their class
Kata kunci: Bahasa Jerman, Berbicara, Role Play

Bahasa Jerman merupakan mata pelajaran yang baru dikenal sejak di bangku siswa SMA di kelas X program Inti dengan durasi waktu 2 x 45 menit setiap minggu. Sedangkan di kelas XI dan XII hanya program bahasa yang mendapat penambahan jam mengajar yakni 4 x 45 menit. Siswa-siswa yang masuk ke kelas bahasa mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, hanya tiga dari 17 siswa memilih kelas program Bahasa sebagai pilihan pertama, dua orang sebagai pilihan kedua sedangkan lainnya karena tidak lulus kriteria penetapan penjurusan baik IPA maupun IPS.

Download file disini

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Jerman Siswa Kelas XI Bahasa Dengan Menggunakan Role Play

Ernesta Dwi Winasis Pujiastuti.
Abstract: Being afraid of speaking foreign languages often happened everywhere with many different reason. This obstacle causes the purpose of learning far from the target. The purpose of the study is to describe how Role Play can improve the student’s speaking ability in German. This study involved all of the students, 17 students,  in second year of class of language program. The data using analyzed descriptively using mean score. The findings reveal that teaching-learning German process using role play can arouse the students’ interest and make them produce a lot of sentences.  It is suggested to the language teachers to apply this technique in their class.    

Kata kunci: Bahasa Jerman, Berbicara, Role Play


Bahasa Jerman merupakan mata pelajaran yang baru dikenal sejak di bangku siswa SMA di kelas X program Inti dengan durasi waktu 2 x 45 menit setiap minggu. Sedangkan di kelas XI dan XII hanya program bahasa yang mendapat penambahan jam mengajar yakni 4 x 45 menit. Siswa-siswa yang masuk ke kelas bahasa mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, hanya tiga dari 17 siswa memilih kelas program Bahasa sebagai pilihan pertama, dua orang sebagai pilihan kedua sedangkan lainnya karena tidak lulus kriteria penetapan penjurusan baik IPA maupun IPS.

Download file disini 

Peranan Perkawinan Dalam Pendidikan Anak Menurut Perspektif Islam

Oleh: Titik Nurhidayati, NIM: 321973121/2958, Peranan Perkawinan Dalam Pendidikan Anak Menurut Perspektif Islam, Program Studi: Pendidikan Agama Islam, Jurusan: Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Tulungagung, Pembimbing: Drs. H. Muhadi Latief, M.Ag., Tahun 2001.
Permasalahan Penelitian: 1. Bagaimana peranan perkawinan dalam pendidikan contoh dan keteladanan orang tua? 2. Bagaimana peranan perkawinan dalam pendidikan keimanan anak? 3. Bagaimana peranan perkawinan dalam pendidikan ibadah anak?   4.  Bagaimana  peranan  perkawinan  dalam pendidikan akhlak anak? 5. Bagaimana peranan perkawinan dalam pendidikan kemasyarakatan anak? 6. Bagaimana peranan perkawinan dalam pendidikan jasmani dan kesehatan anak?
Tujuan Penelitian: 1. Untuk mengetahui peranan perkawinan dalam pendidikan contoh dan keteladanan orang tua. 2. Untuk mengetahui peranan perkawinan dalam pendidikan keimanan anak. 3. Untuk mengetahui peranan perkawinan dalam pendidikan ibadah anak. 4. Untuk mengetahui peranan perkawinan dalam pendidikan akhlak anak. 5. Untuk mengetahui peranan perkawinan dalam pendidikan kemasyarakatan anak. 6. Untuk mengetahui peranan perkawinan dalam pendidikan jasmani dan kesehatan anak.
Kegunaan Penelitian: 1. Hasil penelitian ini akan berguna sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi masyarakat mengenai besarnya peranan perkawinan dalam ikut membina pendidikan bagi anak supaya menjadi sosok yang mempunyai nilai tambah, baik dari segi keteladanan, keimanan, ibadah, akhlak, kemasyarakatan, maupun dari segi jasmani dan kesehatan. 2. Berguna bagi penulis untuk menambah wawasan tentang pembuatan karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Tulungagung, serta untuk menambah wawasan tentang perkawinan dan cara-cara mendidik anak kelak bila sudah berkeluarga. 3. Untuk menambah koleksi buku di perpustakaan.
Metode Penelitian: 1. Jenis penelitian: studi kepustakaan. 2. Subyek penelitian: sumber yang digunakan atau informasi yang meliputi keseluruhan pembahasan dari permasalahan perkawinan, pendidikan anak-anak, serta peranan perkawinan dalam pendidikan anak menurut perspektif Islam. 3. Metode pengumpulan data: a. Library research, b. Metode dokumentasi. 4. Teknik analisa data: Teknik analisa data kualitatif, a. Metode induktif. b. Metode deduktif. c. Metode komparasi.

Hasil penelitian: 1. Peranan perkawinan dalam pendidikan contoh dan keteladanan orang tua: Ayah dan ibu memberi contoh dan teladan yang baik kepada anak-anaknya agar berkembang ke arah kedewasaan, sebab apabila kelakuan mereka tidak sesuai dengan nasehat-nasehat yang diberikan, maka anak-anak tidak akan mau melaksanakan. 2. Peranan perkawinan dalam pendidikan keimanan anak: Ayah dan ibu mengajarkan dasar-dasar agama kepada anak-anaknya dengan cara memantapkan rukun iman yang enam. 3. Peranan perkawinan dalam pendidikan ibadah anak: Ayah dan ibu memberikan perlengkapan shalat kepada anak-anaknya yang suka menirukan shalat agar mereka gembira. 4. Peranan perkawinan dalam pendidikan akhlak anak: Ayah dan ibu mendidik anak-anaknya ke arah akhlak yang baik serta mencegah pergaulan dengan teman-teman yang jahat. 5. Peranan perkawinan dalam pendidikan kemasyarakatan anak: Ayah dan ibu membiasakan anak-anaknya untuk hidup saling tolong-menolong, bersikap ramah-tamah, toleransi, bisa mengendalikan diri, serta pandai menyesuaikan diri dengan anggota keluarga. 6. Peranan perkawinan dalam pendidikan jasmani dan kesehatan anak: Ayah dan ibu membantu pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya dari segi jasmani (misalnya senam) juga dari segi kesehatan (misalnya pengetahuan tentang makanan sehat, menjaga kebersihan badan, kebersihan gigi, mandi, mencuci tangan sebelum makan, memotong kuku, buang air di tempat yang sudah disediakan, dan sebagainya).
Download file disini

MENINGKATKAN KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA (KEM) DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLOS SISWA KELAS XI IPA

Abstract : The aim of Classroom Action Research is for increasing rapidity effectiveness in students Indonesian reading by using the klos method. The setting is in SMAN 3 Sidoarjo at XI Science 2 class with 40 students in it. The methods of the research are about: before action, then the action consists of 3 cycles. The research uses analysing way that is used for qualitative data that can be got from the result of teacher and students observation during the teaching and learning process in the classroom, and quantitative analysing that is used for the result of the speed effectivity of reading test. The result of data analysing indicates that the teaching and learning activity of speed reading with klos method can increase students speed effectivity of reading

Key words: Indonesian language,  speed effectivity of reading, and klos method


Peneliti berusaha mengungkap kecepatan efektif membaca ( KEM ) siswa, karena peneliti sangat prihatin dengan KEM siswa di negara kita. Kalau di negara-negara maju seperti Amerika, seorang setara SMA di negara kita (Senior High School) dalam keadaan normal sudah memiliki kecepatan membaca minimal kurang lebih 250 kata permenit, dengan pemahaman isi bacaan minimal 70 %. Jika dihitung kecepatan efektif membacanya (KEM) = 250 kpm x 70 % = 175 kpm. (Harjasujana,200:88). Kalau di Amerika siswa setingkat SMA memiliki KEM terendah ± 175 kpm, maka   di Indonesia   masih   tidak   sedikit   siswa  SMA  KEM  tertinggi  ±  175 kpm.   Dari pengalaman  peneliti  membelajarkan  siswa  kelas  XI IPA 2 SMA Negeri 3 Sidoarjo, ternyata hal tersebut di atas juga terjadi. Dengan KEM ± 175 kpm, lalu  bagaimana  bisa menguasai  Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang diharapkan melalui berbagai media cetak dalam waktu yang relatif singkat.

Download file disini
 
Copyright © Celotehan Warung Kopi