Agama Atau Komunikasi Iman? Telaah Kurikulum Bidang Studi Agama

Kesan saya, pelajaran agama yang diajarkan di sekolah-sekolah lebih banyak bersifat ritual, dogmatik dan masih berkisar pada pengajaran tentang persoalan hukum-hukum, aturan-aturan, larangan-larangan (halal-haram). Pelajaran agama yang demikian kurang menyentuh hal yang sangat mendasar yang berkaitan dengan persoalan iman, harapan, dan kasih (roh yang melatar belakangi segala hukum maupun larangan). Tekanan pengajaran agama masih pada having a religion bukannya being religious. Orientasi pelajaran semacam itu masih menekankan sifat kesalehan individual daripada kesalehan sosial. Orang yang beragama belum tentu beriman dan bertakwa tetapi justru ada orang yang tidak beragama hidupnya lebih beriman dan bertakwa. Persoalannya, bagaimana agama diajarkan di sekolah mampu membebaskan murid dari kesempitan ritualitas, kepicikan dan fanatisme buta?

Agama yang diajarkan di sekolah seharusnya mampu membuka wawasan anak didik untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Dalam hal ini, ada baiknya kalau kita mengingat kembali apa yang dikatakan oleh Soedjatmiko mengenai pendidikan. Dia mengatakan, bahwa agama seharusnya mampu mewujudkan kembali konfigurasi nilai. Apa yang dimaksud oleh Mas Koko --begitu panggilan akrab Soedjatmiko-- agama bertugas merajut nilai-nilai kemanusian yang menjadi dasar keimanan dan ketakwaan.

Donlot disini

Terimakasih Atas Kunjungan Anda

Judul: Agama Atau Komunikasi Iman? Telaah Kurikulum Bidang Studi Agama
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Item Reviewed: Agama Atau Komunikasi Iman? Telaah Kurikulum Bidang Studi Agama
Semoga artikel Agama Atau Komunikasi Iman? Telaah Kurikulum Bidang Studi Agama ini bermanfaat bagi saudara. Silahkan membaca artikel kami yang lain.
Ping your blog, website, or RSS feed for Free

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan berkomentar yang baik, jangan spam/ SARA
Boleh masang link asal jangan LiveLink, karena pasti saya hapus... THANKS

 
Copyright © Celotehan Warung Kopi