Membaca Sejarah Untuk Membuat Sejarah

Secara normatif, sejarah selalu dikaitkan dengan masa lalu. Ia merefleksikan masa lalu dan menghidangkannya ke hadapan kita sebagai sekumpulan dongeng yang nyaris tidak memiliki arti apa-apa. Padahal, sejarah sebagai ilmu baru akan mempunyai arti jika ia membantu kita untuk memahami manusia, baik yang hidup di masa sekarang maupun masa depan, dan pemikiran-pemikiran yang dikembangkannya. Dalam tulisan ini berusaha merefleksikan perjalanan sejarah umat Islam dari masa ke masa, sejak zaman klasik sampai moderen, kemudian mengkonsepsikan sejarah masa depan di melinium ketiga ini.

Babakan pertama dalam sejarah Islam, yang dikenal sebagai zaman klasik, diawali dengan ‘fase pembentukan agama’ oleh Rasulullah yang didalamnya mencakup kegiatan pembentukan aqidah dan pemantapannya serta pengamalan ibadah di kalangan umat Islam, setelah Rasulullah menerima wahyu pertama dan wahyu-wahyu berikutnya kemudian Nabi memperkenalkan Islam pada masyarakatnya (di Mekah) berdasarkan wahyu tersebut. Fase berikutnya adalah ‘fase pembentukan negara’. Ini dimulai ketika Rasulullah hijrah ke Yasrib, di sini beliau mengkonsolidasi masyarakat Yasrib yang terdiri dari beberapa kabilah dan para muhajirin sendiri untuk mendirikan suatu komunitas atau negara yang kemudian disebut sebagai negara Madinah (madany), dari sinilah diawali bentuk pemerintahan dalam Islam yang demokratis dan egaliter yang merupakan embrio lahirnya sistem pemerintahan yang demokratis dan sering dijadikan sebagai rujukan dan cermin sistem pemerintahan termasuk di negara kita, Indonesia yang sedang mencari jati diri sistem kenegaraannya. Berikutnya adalah ‘fase pra-ekspansi, diawali dengan fase konsolidasi oleh Abu Bakar, ia harus menghadapi suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi pada Madinah, mereka ingkar (murtad) terhadap perjanjian yang telah dibuat, setelah permasalah dalam negeri di selesaikan, kemudian menginjak pada fase pembuka jalan dengan mengirim kekuatan-kekuatan ke luar Arabia, antara lain ke Irak (Byzantium), dan ke Suria (Iran). setelah terbuka jalan, berikutnya adalah fase pemerataan jalan yang dilakukan oleh Umar bin Khattab, pada masa ini gelombang ekspansi pertama terjadi, kota Damascus jatuh di tahun 635 M, Byzantium di kuasai, demikian juga Suria, dan Mesir. Fase berikutnya adalag Fase Jalan Buntu, yaitu pada zaman Utsman bin Affan. Meskipun pada zaman ini berhasil menguasai Tripoli, Ciprus dan beberapa daerah lain tetapi gelombang ekspansi pertama (rintisan-rintisan ekspansi) berhenti sampai disini, karena dikalangan umat Islam mulai terjadi perpecahan, dan kekacauhan sampai pada terbunuhnya Ustman sendiri.

Donload disini

Terimakasih Atas Kunjungan Anda

Judul: Membaca Sejarah Untuk Membuat Sejarah
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Item Reviewed: Membaca Sejarah Untuk Membuat Sejarah
Semoga artikel Membaca Sejarah Untuk Membuat Sejarah ini bermanfaat bagi saudara. Silahkan membaca artikel kami yang lain.
Ping your blog, website, or RSS feed for Free

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan berkomentar yang baik, jangan spam/ SARA
Boleh masang link asal jangan LiveLink, karena pasti saya hapus... THANKS

 
Copyright © Celotehan Warung Kopi