Proses kodifikasi yang dilakukan oleh para ahli Hadist, terlebih dahulu harus melalui proses yang dinamai riwayat al-hadist, yang memiliki tiga dimensi kegiatan . Kegiatan tersebut adalah: a) penerimaan hadis oleh perawinya, b) penyampaian hadis kepada orang lain , c) penyandaran hadis tersebut pada rangkaian periwayatannya dengan bentuk tertentu. Dimensi ketiga inilah yang lazim disebut sanad atau isnad, yang memiliki mutan prioblematik dalam proses kerjanya.
Problematika tersebut tercermin manakala seseorang penerima hadis dari seorang periwayat, akan tertapi dia tidak menyapaikan hadis itu kepada orang lain, maka dia tidak dapat disebut sebagai orang yang telah meriwayatkan hadis. Sekiranya orang tersebut meriwayatkan hadis yang telah diterimanya dari orang lain, maka orang tersebut juga tidak dapat dinyatakan sebagai orang yang telah melakukan periwayatan hadis.
Dalam proses kodifikasi hadis, didapati bahwa hadis itu tidak sama tingkatannya, dikarenakan kekuatan sanad-nya.1 Oleh karena itu kita perlu memperhatikan martabat-martabatnya dan pendapat para ulama’ mujtahid tentang keduduikan hadis tersebut untuk berhujjah. Dalam kaitan ini Jumhur Ulama’ membagi hadis ini dari segi bilangan riwayatnya menjadi tiga, yaitu Mutawatir, Masyhur dan Ahad.2 Adapun dari segi pertalian sanad-nya, Hadis tersebut dibagi menjadi empat bagian3 yaitu Mutawatir, Masyhur, (Mustafidl), ahad ( khahshah) dan Mursal (muqothi’).
Donlot disini
Judul: Hadis Mutawatir Dan Ahad ( Kriteria, Macam-macamnya dan Kedudukannya )
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Item Reviewed: Hadis Mutawatir Dan Ahad ( Kriteria, Macam-macamnya dan Kedudukannya )
Semoga artikel Hadis Mutawatir Dan Ahad ( Kriteria, Macam-macamnya dan Kedudukannya ) ini bermanfaat bagi saudara. Silahkan membaca artikel kami yang lain.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan berkomentar yang baik, jangan spam/ SARA
Boleh masang link asal jangan LiveLink, karena pasti saya hapus... THANKS