(Sebuah Telaah
atas karya Dr.HM.Zurkani Jahja)
A. Latar Belakang Masalah
Al-Gazali merupakan figur yang selalu ada dan terlibat dalam setiap
diskursus keislaman, ia seakan tidak lepas dari pertimbangan siapapun yang
berusaha memahami Islam secara luas dan mendalam (Nurcholis Madjid,1997),
hampir dalam keseluruhan disiplin ilmu-ilmu keislaman seperti teologi,
filsafat, tasawuf, dan sebagainya ia selalu terlibat didalamnya. Sebab itu
cukup beralasan apa yang dinyatakan Nikolson (1976) dalam bukunya, The
Idea of Personality in Sufism, bahwa seandainya masih ada seorang nabi
setelah Muhammad Saw. maka al-Ghazali lah orangnya.
Dalam diskursus seputar teologi, al-Ghazali juga merupakan figur, yang
oleh Dr.Zurkani dikatakan cukup unik dan menarik untuk dikaji, banyak para ahli
yang melakukan penilaian terhadap al-Ghazali cukup bervariasi dan terkadang
kontradiktif antara penilaian satu dengan lainnya, dan penelitian Dr.Zurkani
ini adalah juga merupakan bentuk dan varian atas penilaiannya terhadap
al-Ghazali terutama aspek metodologi pemikirannya dalam teologi.
Penelitian Dr.Zurkani ini
didorong dan dilatarbelakangi oleh tiga hal yang cukup mendasar, yaitu;
1)
Bahwa kajian atau karya yang ditulis tentang al-Ghazali
sementara ini lebih banyak mengarah pada kajian isi atau materi pemikiran
al-Ghazali serta tentang kepribadiannya, penelitian belum banyak atau bahkan
belum sama sekali ditemukan yang mengungkap aspek metode pemikiran al-Ghazali,
padahal menurut Dr.Zurkani, pemahaman tentang metode pemikiran akan lebih
memperkaya dan berguna dalam pengembangan pemikiran keagamaan pada masa
sekarang ini dan akan datang “al Thariqhah ahammu bi al maaddah”.
2) Dalam sejarah perkembangan teologi Islam (asy’Ariyah),
tokoh al-Ghazali merupakan figur yang menarik. Terdapat sejumlah penilaian yang
beragam terhadapnya, di satu sisi al-Ghazali dinilai sebagai seorang pendukung
setia Asy’arisme, yang dengan demikian ia dianggap sepenuhnya mengikuti metode
pemikiran al Asy’ari dalam memformulasikan teologinya, tetapi di sisi lain
al-Ghazali diduga mempunyai metode pemikiran sendiri di bidang teologi, meskipun
ada persamaan dengan metode al Asy’ari, berdasarkan perspektif yang
kontradiktif tersebut Dr.Zurkani berusaha mengkaji bagaimana sebenarnya metode
pemikiran al-Ghazali dalam teologi Islam ? jawaban tersebut akan membantu kita
meletakkan posisi al-Ghazali di tengah-tengah para teolog Islam lainnya.
3)
Berkaitan dengan yang alasan pertama bahwa metode
berfikir lebih penting karena sifatnya yang lebih mendasar dibanding hasil
pemikiran itu sendiri. Melalui penelusuran metode pemikiran al-Ghazali tentang
teologi Islam dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan
pembaharuan (tajdid) dan dalam pengembangan teologi Islam yang lebih relevan
bagi umat Islam pada masa sekarang dan yang akan datang.
Terkait dengan pernyataan
bahwa terdapat penilaian yang kontradiktif, apakah al-Ghazali merupakan
pengikut setia al Asyari atau ia seorang pemikir yang tidak terikat oleh
pemikiran sebelumnya, Harun Nasution (1972;69) menganggap al-Ghazali seorang
tokoh yang telah mengembalikan beberapa doktrin tertentu kepada ajaran sang
pendiri (asy’ari), setelah tergeser oleh pendapat dua tokoh sebelumnya (al
Baqillani dan al Juwaini) yang lebih dekat kepada mu’tazilah, demikian juga apa
yang dinyatakan Ibnu Khaldun, Syed Ameer Ali, dan Fazlur Rahman yang senada dengan
di atas, tetapi menurut Muhammad Abu Zahrah, bahwa al-Ghazali bukan seorang
pengikut al Asy’ari atau al Maturidi, ia adalah seorang pemikir bebas yang
pemikirannya tidak terikat dengan aliran apapun. Permasalahn-permasalahan
tersebut menurut Dr.Zurkani perlu untuk dijernihkan, sehingga penelitian dalam
konteks di atas masih dianggap cukup menarik.
Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini oleh Dr.Zurkani dirumuskan
dalam tiga sub masalah, yaitu;
1.
Bagaimana konsepsi al-Ghazali tentang teologi Islam ?
2.
Bagaimana konsepsi al-Ghazali tentang sumber-sumber
teologi Islam ?
3.
Bagaimana konsepsi al-Ghazali tentang cara orang bisa
meyakini kebenaran akidah Islam ?
Dari rumusan masalah di
atas, selanjutnya ditetapkan judul penelitian yaitu “metode pemikiran
al-Ghazali dalam teologi Islam” (dalam buku ditulis “Teolodi al-Ghazali;
Pendekatan metodologi), maksud dari topik tersebut adalah berusaha mengkaji dan
meneliti cara berfikir yang digunakan al-Ghazali menurut sistem aturan tertentu
tentang aqidah sehingga menghasilkan suatu corak teologi Islam sebagaimana
nampak dalam karya-karyanya.
File selengkapnya silahkan unduh disini.
Judul: Metode Pemikiran Al-Ghazali Dalam Teologi Islam
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Item Reviewed: Metode Pemikiran Al-Ghazali Dalam Teologi Islam
Semoga artikel Metode Pemikiran Al-Ghazali Dalam Teologi Islam ini bermanfaat bagi saudara. Silahkan membaca artikel kami yang lain.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan berkomentar yang baik, jangan spam/ SARA
Boleh masang link asal jangan LiveLink, karena pasti saya hapus... THANKS