Gaya Retorika Guz Dur

Penelitian ini didasarkan pada fenomena yang menyertai Abdurrahman Wahid yang pada tanggal 21 Oktober 1999 terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia keempat setelah para anggota MPR hasil Pemilihan Umum tahun 1999 melakukan Sidang Umum-nya. Abdurrahman Wahid, adalah sosok yang kerap menimbulkan kontroversi. Berbagai ucapan, sikap dan tindakannya banyak menimbulkan sikap pro dan kontra dalam arena publik. Bahkan tak jarang disikapi secara tidak rasional oleh pendukung maupun penentangnya.

Penelitian ini menaruh perhatian pada gaya retorika yang digunakan oleh Presiden Abdurrahman Wahid dalam mengelola realitas-realitas politik yang dialaminya, yakni berupa pernyataan-pernyataannya yang terdapat dalam pemberitaan Harian Surya, edisi Jumat, 19 November 1999, pada halaman 1 dan 15, dengan judul “Kita Bisa Hancurkan Karier Orang”. Konstruksi tinjauan pustaka yang digunakan adalah tentang Komunikasi Politik, Retorika dalam Discourse Komunikasi Politik, dan Analisis Discourse terhadap Komunikasi Politik di Indonesia.

Metode yang digunakan adalah metode analisis wacana untuk mendeskripsikan wacana Abdurrahman Wahid dan gaya retorika yang dipakainya dengan melihat hubungan antara teks dan konteks yang melingkupinya. Korpus diambil dengan memperhatikan pemberian makna yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan diantara dimensi uraian yaitu dengan mengkategorikan pokok-pokok pikiran yang dianggap dapat menjelaskan gaya retorika Presiden Abdurrahman Wahid.

Dari data yang dianalisis menunjukkan bahwa tema-tema yang dibahas dalam teks meliputi: Seputar pembubaran Departemen Penerangan dan Departemen Sosial, Tanggapan balik Presiden Abdurrahman Wahid terhadap kritik-kritik yang ditujukan kepadanya, dan tentang hubungan antara Abdurrahman Wahid dengan Nahdlatul Ulama. Dalam bagian analisis lainnya juga menunjukkan gaya-gaya retorika yang dipakai oleh Presiden Abdurrahman Wahid dalam mengelola realitas-realitas yang ada disekelilingnya, yakni sebagai berikut: Gaya retorika Metafora, Monopoli Semantik, Fantasy Themes (Tema-tema Fantasi), Labelling (Penjulukan), Kreasi Citra, Kata Topeng, Apofasis, Kategorisasi, Apostrof, dan Gobbledygook. Semua gaya retorika tersebut dipakai dengan tujuan-tujuan yang berbeda sesuai dengan konteks penyampaiannya, terutama dalam kedudukannya sebagai komunikator politik yang utama, Presiden Republik Indonesia dalam masa krisis multi-dimensional.

Unduh file dizini

Terimakasih Atas Kunjungan Anda

Judul: Gaya Retorika Guz Dur
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Item Reviewed: Gaya Retorika Guz Dur
Semoga artikel Gaya Retorika Guz Dur ini bermanfaat bagi saudara. Silahkan membaca artikel kami yang lain.
Ping your blog, website, or RSS feed for Free

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan berkomentar yang baik, jangan spam/ SARA
Boleh masang link asal jangan LiveLink, karena pasti saya hapus... THANKS

 
Copyright © Celotehan Warung Kopi